Terkendala Jarak, Heler Keliling Laris Manis
CIREBON - Pemilik pabrik heler harus berinovasi agar tidak kehilangan konsumen. Pasalnya, karena terkendala jarak, para petani memilih untuk menggiling gabahnya di heler keliling. Keberadaan heler keliling dianggap memudahkan petani yang lokasinya jauh dari pabrik heler. Salah satu petani Jatibarang, Tarya (52). Dia menganggap keberadaan heler keliling membantu dirinya menggiling gabah hasil panennya. Alasannya, dengan heler keliling, dia tidak harus bersusah payah mengangkut hasil gabahnya ke pabrik heler yang lokasinya jauh dari permukimannya. “Heler keliling ini sangat membantu. Kami tidak usah lagi bawa-bawa gabah untuk digiling. Tinggal menunggu saja di rumah, heler keliling ini lewat,” tuturnya. Dari segi biaya, biaya giling di heler keliling tidak jauh berbeda dengan di pabrik. Sehingga, kondisi ini sangat menguntungkan. “Di sini sehari ada 2 heler yang keliling. Siang dan sore. Kami jadi lebih mudah,” tuturnya. Sementara, salah satu pemilik pabrik heler, Nudin (49) mengatakan, heler keliling kini semakin menjamur. Kondisi itu sangat berpengaruh pada pengguna jasa pabriknya. “Kalau mengeluh, ya wajar, karena kami pengusaha,” tuturnya. Untuk itu, kata dia, harus ada kejelasan aturan mengenai usaha heler keliling itu. Apalagi bila melihat tren yang terjadi, para petani kini memilih untuk memakai jasa heler keliling, karena lebih praktis. “Petani juga tidak sedikit yang pakai jasa heler keliling itu, karena memang lebih mudah. Meskipun memang berpengaruh, tapi bagaimana pun mereka juga sama-sama cari rezeki. Semoga saja ada pengaturan yang jelas,” tuturnya. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: