Masyarakat Menjerit, Kenaikan Tarif Listrik Mencekik

Masyarakat Menjerit, Kenaikan Tarif Listrik Mencekik

CIREBON - Dalam beberapa hari ini warga Cirebon terkejut membayar listrik. Tarifnya selangit, tapi minim sosialiasi dari PLN. \"Saya 900 VA. Biasanya per bulan itu antara Rp120 atau Rp150 ribu lah. Tapi sekarang menjadi Rp270 ribu. Edan, gila nih naiknya,\" teriak Ahmad (38), warga Kesambi, Kota Cirebon. Ahmad menceritakan, ada tetangganya yang juga marah-marah karena harus membayar listrik hampir Rp500 ribu. Alasan pemerintah meniadakan subsidi karena khawatir digunakan oleh warga mampu, sambung Ahmad, tak bisa langsung diberlakukan. Kenyataannya, warga dengan ekonomi tak mampu justru terkena imbasnya. \"Ya itu ukurannya gimana? Jangan disamaratakan dong,\" tandas Ahmad, Senin (1/5). Sebelumnya, Warga Cirebon lainnya juga mengaku kaget dengan naiknya tarif listrik dalam satu bulan terakhir ini. Apalagi kenaikan tarif listrik mencapai 50 persen. Seperti dirasakan Aji Satria, warga Ciawi, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon. Aji mengaku rumahnya menggunakan daya listrik 900 Volt Ampere (VA). Dirinya kaget saat mengetahui tagihan listrikanya naik sekitar 50 persen. “Biasanya per bulan saya bayar listrik cuma Rp210.000. Tapi pas kemarin bayar, tanggal 20 April 2017 kok jadi Rp310.000,” ungkap Aji. Aji merasa kecewa dengan pihak PLN, karena kenaikan tarif listrik minim sosialisasi dan publikasi. Terlebih, menurut Aji, pelayanan yang diberikan sangat buruk. Hal tersebut dibuktikan dengan seringnya mati lampu yang terjadi di wilyahnya. “Kalau mati lampu bisa berjam-jam, paling cepat 3 jam hidup. Dan yang bikin saya heran, mati lampu itu seringnya di daerah tempat saya terus. Daerah daerah lain nggak mati,” ungkap Aji. Sementara itu, pemerintah bersiap mencabut subsidi bagi pelanggan listrik daya 450 volt ampere (VA). Sebelumnya, pemerintah berhasil mencabut subsidi listrik bagi 18,7 juta pelanggan 900 VA sehingga tarifnya telah mengikuti keekonomian. Kepala Biro Komunikasi Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, subsidi listrik 900 VA kini tinggal dinikmati 4,1 juta pelanggan yang terkategori miskin. Mereka tetap mendapatkan tarif listrik Rp 605 per kWh. Proses pencabutan subsidi untuk pelanggan 450 VA yang tergolong mampu juga sudah berjalan. (dim/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: