Gagal Jadi Bandar, Pemkot Hanya Pasrah sama Kontraktor

Gagal Jadi Bandar, Pemkot Hanya Pasrah sama Kontraktor

CIREBON – Alih-alih jadi bandar, Pemerintah Kota Cirebon malah terjepit dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Satu-satunya jalan, tinggal berharap kepada PT Rivomas Pentasurya untuk menepati komitmennya menuntaskan pembangunan Gedung Sekretariat Daerah (Setda) tepat waktu. Usai peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH, begitu percaya diri. Saat dikerubuti wartawan yang menanyakan kelanjutan pembangunan gedung delapan lantai itu, enteng dia menjawab. Nasib kontraktor ada di tangan pemkot. “Pemkot kan bandar. Kalau mau buka ya buka (lanjut dengan PT Rivomas), tutup ya tutup (putus kontrak),” ujar Azis. Sehari berselang, kenyataannya tak begitu. Tak ada opsi yang tersedia, kecuali pasrah dengan kinerja kontraktor yang ada. Andai PT Rivomas Pentasurya diputus kontrak, peluang melakukan lelang ulang sangat tipis. Lelangnya mungkin bisa dilakukan, tapi kontraktor penggantinya harus menyelesaikan delapan lantai dalam waktu satu bulan. Dengan rentetan proses di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) diperkirakan, pemenang lelang baru tersedia November nanti. “Masih bisa. Tapi waktunya tipis sekali, mungkin susah kalau harus selesai tahun ini,” ujar Kepala Bagian Pengadaan Barang Jasa Sekretariat Daerah, H Abdul Haris SPd MM,  Rabu (3/5). Andai hari ini keputusan putus kontrak dilakukan, butuh waktu 40 hari untuk melakukan lelang. Artinya, setelah Idul Fitri baru berjalan prosesnya. Kalaupun dimaksimalkan paling cepat, Juli baru ada pemenang. Dengan waktu tersisa enam bulan, Haris masih yakin ada kontraktor yang mampu menyelesaikan. Tetapi bila proses lelang mengalami hambatan dan butuh penambahan waktu, bisa jadi sampai November baru ada pemenang baru. Masalah lain ialah ketersediaan anggaran. Lelang ulang masuk dalam anggaran APBD Perubahan tahun 2017. Artinya, proses ini baru bisa dimulai September nanti. Dengan perhitungan 40 hari selesai, awal November kontraktor pembangunan gedung setda bisa berganti. “Apa satu bulan cukup membangun delapan lantai? Apa bisa ditunda targetnya sampai 2018? Itu tergantung kesepakatan, legislatif dan eksekutif. Itu yang akan menentukan nanti,” tuturnya. Melihat perkembangan yang ada, besar kemungkinan keputusan final baru diambil setelah pertengahan Mei. Artinya, kemungkinan masuk ke LPSE juga sangat tipis. Solusi terbaik saat ini, kata Haris, PT Rivomas Pentasurya harus ditekan agar mau menambah pekerja. Kemudian taat dengan time schedule yang sudah dibuat. “Mudah-mudahan saja kalau sudah nambah pekerja, bisa lebih cepat,” ucapnya. Kalau tidak bisa menekan kontraktor, walikota sepertinya bakal terus deg-degan. Apalagi, secara pribadi Azis menilai, pembangunan gedung setda selama ini berjalan belum sesuai harapan. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: