Duh, Lahan Pertanian Kian Menyusut
KUNINGAN- Derasnya pembangunan fisik dan infrastruktur berimbas terhadap berkurangnya lahan pertanian. Dalam 12 tahun terakhir ini, areal lahan pertanian di Kabupaten Kuningan mengalami penyusutan luar biasa. Ini tidak terlepas dari berubah fungsinya lahan pertanian menjadi perumahan, pertokoan, rumah tinggal warga serta pembangunan lainnya. Belum lagi area pertanian yang akan tergenang akibat pembangunan waduk di wilayah Kecamatan Cibeureum. Dari pantauan wartawan di lapangan, area lahan pertanian kelas satu yang sudah berubah menjadi pemukiman dan juga pertokoan. Hampir sebagian besar sawah yang dulunya hanya ada hamparan sawah di jalur Kuningan-Cilimus, Kuningan-Luragung maupun di Kecamatan Ciawigebang, sekarang sudah banyak yang beralih fungsi menjadi berbagai bangunan milik perorangan maupun perusahaan pengembang perumahan. Padahal areal pertanian di sepanjang jalur itu terutama di jalan Kuningan-Cilimus merupakan sawah kelas satu yang sangat subur dan pasokan airnya lancar. Menyusutnya lahan pertanian mendapat perhatian dari Ondin Sutarman, Ketua BPD Desa Windujanten, Kecamatan Kadugede. Ondin menyarankan agar pemerintah dalam hal ini dinas terkait melakukan langkah pencegahan agar penyusutan lahan pertanian tidak semakin parah. Salah satunya yakni memperketat pemberian izin bagi investor yang akan menyulap lahan pertanian produktif menjadi bangunan permanen. “Ini harus ada upaya dari instansi terkait untuk mengatasainya. Jangan sampai penyusutan lahan pertanian malah semakin parah. Saya kira harus dicarikan solusi terbaiknya,” tegas Ondin. Dia menyarankan agar instansi terkait memperbanyak pembuatan demplot untuk mengatasi penyusutan lahan. Kemudian lebih gencar mengajak para petani untuk menanam padi organik, yang hasilnya bisa menyejahterahkan para petani itu sendiri. “Seperti di Jogjakarta dimana pemerintah daerahnya menggenjot pembuatan demplot dan juga mengajak petani menanam padi organik yang cukup menguntungkan. Tidak hanya kegiatan rutin saja. Ini sebagai salah satu solusi menggenjot hasil pertanian, yang areanya kian menyusut di Kabupaten Kuningan,” saran dia. Nono warga Kecamatan Jalakasana mengatakan, sepuluh tahun silam, ruas Jalaksana hingga Cilimus, terasa lapang karena area pertanian yang terhampar luas. Namun kini berubah drastis. \"Sebelum pasar induk Sadamantra dibangun, dulunya merupakan sawah yang subur. Airnya tak pernah kekurangan. Saya sering jalan di pematang sawahnya menuju Desa Sadamantra. Sekarang sih jalannya juga sudah ngga ada diganti bangunan pertokoan dan sub terminal,\" ujarnya, kemarin. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: