Ini Komentar Sejarawan soal Ruang Bawah Tanah di Ponpes Al Fatah

Ini Komentar Sejarawan soal Ruang Bawah Tanah di Ponpes Al Fatah

BOGOR- Penemuan ruang bawah tanah diduga penjara peninggalan Belanda di kompleks Ponpes Al Fatah Ciomas Bogor mendapat perhatian sejarawan Universitas Padjadjaran (Unpad), Kunto Sofianto. Kunto menilai, pemerintah perlu meneliti lebih lanjut penemuan ruangan bawah tanah di Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu. Kunto menduga, ruang bawah tanah itu merupakan bunker. Ia mengatakan, bunker ditemukan di di wilayah pusat pemerintahan Hindia Belanda. Misalnya di Buitenzorg atau Bogor. Selain itu, bunker juga ditemukan di tanah Priangan, seperti Bandung dan Garut. “Gedung Sate dekat Stasiun Bandung. Kemungkinan itu bisa juga. Tetapi kan ini belum diteliti,” ujarnya kepada Pojok Jabar, Kamis (11/5). Sekilas, lanjut Kunto, batu bata yang terlihat pada bibir masuk ruangan bawah tanah di Ciomas Bogor tampak seperti bangunan Belanda. “Bisa diasumsikan peninggalan Nerderlasindiche atau Hindia Belanda,” imbuh Kunto. Kendati demikian, untuk membuktikan autentisitas atau keasliannya, perlu didukung penelitian. Penelitian ini melibatkan ahli arkeolog dan sejarawan. Kunto menjelaskan, pada zamannya bunker difungsikan sebagai lokasi pelarian. Fungsi lain untuk menyimpan benda berharga para pejabat. “Karena melihat keamanan, konsep seperti ini diadopsi daratan Eropa, seperti lorong di Yogjakarta atau Batavia untuk lorong pelarian raja,” ucapnya. Peninggalan ini, lanjut Kunto, merupakan peninggalan cagar budaya sarat akan nilai sejarah. Pemerintah Hindia Belanda menyiapkan lokasi pada saat situasi darurat dan rahasia. “Bisa digunakan segala macam, tempat bersembunyi, menyimpan benda tertentu dan menyimpan sesuatu yang berharga,” punkas Kunto. (don/pojokjabar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: