Cegah Galian Pasir, Warga Luragung Rapatkan Barisan

Cegah Galian Pasir, Warga Luragung Rapatkan Barisan

KUNINGAN - Keinginan investor yang sudah membeli lahan cukup luas di Dusun Pahing, Desa Luragung Landeuh, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, untuk secepatnya membuka penambangan pasir di desa tersebut, kemungkinan harus ditunda lebih lama lagi. Ini tidak terlepas dari sikap masyarakat terutama di Dusun Pahing dan Manis yang hingga kemarin (19/5) tetap menolak dibukanya penambangan pasir. Bahkan warga yang tidak setuju dengan rencana dibukanya galian pasir sudah membentuk wadah perjuangan yang dinamakan Aliansi Masyarakat Peduli Luragung (Ampel). Tokoh pemuda setempat, Aji Ma’aruf membenarkan jika di desanya sudah terbentuk wadah bernama Ampel. Aliansi ini dibentuk supaya penambangan tidak jadi dilakukan mengingat banyak dampak negatif yang akan dirasakan masyarakat di sekitar lokasi penambangan. “Sikap kami dan warga di Dusun Pahing dan Manis tetap sama sejak awal yakni tidak setuju di desa kami ada penambangan pasir. Itu juga kami sampaikan saat pertemuan di balai desa hari Kamis (18/5) kemarin. Kami hanya berpikiran soal dampak negatif jika penambangan jadi dilakukan di Dusun Pahing,” tegas Aji. Ampel juga mencatat, sambung Aji, beberapa dampak negatif dari dibukanya penambangan pasir. Antara lain terjadinya pencemaran udara, udara menjadi berdebu dan gersang. Kemudian bagi kesehatan, masyarakat akan terkena ISPA karen menghirup udara yang bercampur dengan debu. “Sisi negatif lainnya yakni rusaknya infrastruktur jalan, jalanan menjadi berdebu jika musim kemarau dan licin saat musim hujan. Selanjutnya mengganggu keseimbangan lingkungan, menurunnya debit air, air sumur menjadi kekeringan, proses irigasi terganggu dan juga penurunan produktivitas pertanian,” sebut Aji. Menurut dia, dampak lainnya yang akan dirasakan masyarakat adalah polusi udara, kebisingan kendaraan pengangkut pasir, terganggunya usaha di pinggir jalan terutama makanan terindikasi akan gulung tikar atau bangkrut. Ampel juga mengkhawatirkan bergesernya tanah sehingga bisa menyebabkan longsor atau banjir, serta mengganggu aktivitas proses belajar mengajar dan sebagainya. “Apa yang kami sampaikan ini adalah dampak negatif dari galian pasir. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga, melestarikan dan mempertahankan desa kita ini,” ajaknya. Ditanya langkah selanjutnya yang akan dilakukan Ampel, Aji belum bisa memastikannya. Dia akan berkoordinasi lebih dulu dengan pengacara warga, Hj Elit Nurlitasari Gani SH. Termasuk menunggu pengecekan izin pertambangan yang dimiliki oleh investor. “Belum mengambil langkah lanjutan menyikapi pertemuan kemarin. Kami terus berkoordinasi dengan Bu Elit, selaku pengacara warga. Bu Elit akan mengecek izin yang dipegang oleh pengusaha ke provinsi,” papar Aji. Warga lainnya, H Ewo mendukung perjuangan warga yang tidak setuju dengan pembukaan galian di wilayahnya. Mantan pensiunan kepala sekolah itu juga hadir dalam pertemuan antara warga, pemdes dan pihak investor. H Ewo mengkhawatirkan terjadinya polusi udara akibat penambangan pasir. “Saya sih tidak setuju di Luragung ada penambangan pasir. Yang saya pikirkan adalah dampak negatifnya, bukan keuntungannya. Takutnya nanti terjadi polusi udara, dan yang rugi adalah masyarakat Luragung sendiri,” tuturnya. Tokoh pemuda Luragung di perantauan, Ilham Ramdani juga mengaku tidak setuju jika ada penambangan pasir di wilayahnya. Kendati selama ini tinggal di luar Kuningan, namun dia memantau kondisi di tanah kelahirannya termasuk yang sekarang sedang terjadi di Luragung. “Saya terus berkoordinasi dengan teman-teman di desa. Mereka tegas-tegas menolak rencana pembukaan tambang pasir karena berpikir dampak negatifnya,” katanya. Saat ditanya Radar soal rumor jika penambangan tidak jadi dibuka, warga harus mengembalikan uang penjualan tanah, Elit menjawab jika hal itu tidak mungkin dilakukan. Alasannya, warga sudah melepas tanah dan terserah pembeli mau dijadikan apa. \"Jadi, warga tidak perlu mengembalikan uang lantaran ijab kabulnya sudah sah. Sebenarnya ini hanya rumor, namun saya tetap menelitinya,” ungkap Elit. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: