Waktu Dibatasi, Omzet PKL Berkurang

Waktu Dibatasi, Omzet PKL Berkurang

CIREBON - Pembatasan waktu berjualan Pedagang Kaki Lima (PKL) Jl Karanggetas dikeluhkan pedagang. Beberapa dari mereka mengaku, omzet penjualan menurun drastis. \"Kita sih ngikut aturan aja, tapi ya omzet jadi berkurang. Ada yang buka sebelum jam satu siang, dikira melanggar aturan, padahal lagi siap-siap,\" ujar Yeyep (32), salah seorang pedagang, kepada Radar, Jumat (19/5). Lanjut Yeyep, sejak penerapan pukul 13.00 WIB untuk mulai berjualan, omzet yang didapat perhari terkadang sekitar Rp300-500 ribu. Padahal, sebelum ada aturan tersebut, bisa sampai Rp1 juta. \"Kalau ini tidak menyangkut rezeki kami, kami tidak akan keberatan. Kalau kami dianggap mengganggu lalu lintas, silakan kami ditata, tetapi jangan dibatasi,\" lanjutnya. Keluhan yang sama juga diungkapkan Suparno (39), pedagang lainnya. Omzetnya juga menyusut dari Rp1 juta menjadi Rp700 ribu per hari. \"Saya biasa buka mulai jam sepuluh. Orang-orang biasa sarapan di sini. Lah, sekarang dipaksa buka siang. Ya enggak dapat apa-apa saya,\" keluhnya. Ia berharap pemerintah dapat mendengarkan keinginan pedagang. Sehingga mata pencaharian mereka tidak terganggu dan ketertiban terjaga. \"Biar bareng-bareng enak, pemerintah kan tugasnya mengayomi masyarakat, harusnya tau kebijakan yang benar-benar bijak seperti apa,\" harapnya. Pantauan wartawan di lapangan, hingga pukul 14.00 WIB lalu lintas di Jl Karanggetas terpantau lancar meski kemacetan terlihat di beberapa titik. Angkutan umum yang berhenti sembarangan turut menyumbangkan kemacetan. Tidak hanya itu, parkir motor di bahu jalan bagian kiri dan becak juga turut menyebabkan badan jalan menyempit. (mik)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: