Korem 063/SGJ Nyatakan Perang terhadap Mafia Air
INDRAMAYU – Keberadaan mafia air yang selama ini menghantui petani, harus diberantas. Pasalnya pengaturan air di lahan persawahan yang dilakukan mafia sangat meresahkan para petani di Kabupaten Indramayu. Namun kini mafia air tak bisa lagi berkutik. Karena TNI dan berbagai pihak lain yang akan tergabung dalam Satgas Pengairan akan menindak tegas mereka. Danrem 063/Sunan Gunung Jati Cirebon Kolonel Inf Veri Sudidjanto, menyatakan, berdasarkan informasi yang diterima, para mafia air selama ini mengatur penggelontoran air kepada siapapun yang membayar. Sedangkan bagi petani yang tidak membayar, maka tidak mendapat air. “Kalau mereka seperti ini terus tentu sangat merugikan para petani. Untuk itulah mereka (mafia air) harus diberantas,” tegas Veri. Untuk memberantas mafia air tersebut, Veri menyatakan segera membentuk Satgas Pengairan. Tak hanya melibatkan TNI, Satgas Pengairan yang rencananya akan dibentuk minggu depan juga akan melibatkan polisi, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, pemda dan berbagai instansi terkait lainnya. Selain pemda Kabupaten Indramayu, juga akan dilibatkan pemda Kabupaten Cirebon dan Majalengka. Pasalnya, air dari Waduk Jatigede yang dialirkan melalui bendung Rentang terkait dengan tiga kabupaten. Yakni Kabupaten Indramayu, Majalengka dan Cirebon. Veri menambahkan, pihaknya akan menyampaikan secara baik-baik kepada para mafia air untuk menghentikan aksi mereka. Namun jika mereka tidak mau menuruti, maka hukum yang akan bertindak. “Kami akan ajak polres untuk mengatasi masalah itu karena (tindakan mafia air) merupakan perbuatan kriminal,”tandas Veri. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Indramayu, Supendi, menyatakan, keberadaan Satgas Pengairan sangat dibutuhkan. Pasalnya, pengaturan air dari Bendung Rentang yang bersumber dari Waduk Jatigede melibatkan tiga kabupaten. Sementara, saat ditanyakan mengenai ancaman kekeringan yang menimpa 30 ribu hektare areal tanaman padi di sejumlah kecamatan, Supendi berharap agar ada pengaturan air. Pasalnya, petani di Indramayu saat ini sangat membutuhkan air. “Silakan (perbaikan di Saluran Induk Sindupraja) jalan, tapi jangan sampai mengganggu aliran air,” tutur Supendi. Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ir Banun Harpini menyatakan, air sebenarnya masih tersedia. Namun, dibutuhkan manajemen dalam pembagiannya. “Kita harus atur strategi air. Harus ada manajemen yang baik,” terang Banun yang juga hadir dalam rakor dengan Korem 063 dan unsur pertanian serta pengairan di Kabupaten Indramayu. Banun menjelaskan, Waduk Jatigede saat ini masih perbaikan di sejumlah pintunya. Akibatnya, suplai air ke Bendung Rentang masih terbatas. “Kita sudah meminta rescheduling lagi termasuk penambahan debit di saat-saat tertentu. Saya minta waktu dua minggu agar lahan yang belum ditanami itu bisa tanam,” tandas perempuan yang juga menjadi Ketua Tim Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung, Kedelai (Pajale) Provinsi Jawa Barat itu.(oet) i
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: