Presiden Undang Pimpinan Lembaga Negara Buka Puasa

Presiden Undang Pimpinan Lembaga Negara Buka Puasa

JAKARTA– Islam sudah mencontohkan konsep bernegara secara ringkas dalam praktik salat berjamaah. Alih-alih menjelaskan sistem negara yang ideal, Islam cenderung menjelaskan hubungan antara pemimpin dan rakyat yang ideal. Pandangan itu disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar saat ajang buka puasa bersama pimpinan lembaga negara di Istana Negara kemarin (30/5). Nasaruddin menjelaskan, dalam konsep salat berjamaah, bila makmum mendahului gerakan imam, maka salatnya bisa batal. Itu artinya, antara pemimpin dan rakyat sudah ada porsinya masing-masing. Rakyat harus santun dengan tidak melampaui pemimpinnya. Namun, ketika imam salat salah dalam gerakannya, maka makmum bisa mengingatkan dan imam wajib mendengarkan. Makmum laki-laki akan berucap, “Subhanallah,” sedangkan makmum perempuan menepuk bagian tubuh sendiri yang bisa menimbulkan suara. “Itu sebagai pertanda, pemimpin harus sensitif dan mendengarkan koreksi dari umatnya,” terang Nasaruddin. Keduanya disatukan dalam sebuah konsep ummah, yakni sebuah komunitas yang diikat oleh rasa kasih sayang yang tulus. Dalam komunitas itu ada pemimpin yang sangat berwibawa, yakni imam, kemudian ada rakyatnya sebagai makmum yang sangat santun. Di luar itu, Nasaruddin juga mengingatkan bahwa bulan Ramadan sebaiknya menjadi tonggak untuk mencapai tujuan negara. Sebab, dalam sejarahnya, banyak kemenangan yang terjadi saat bulan Ramadan. Misalnya perang badar dan penaklukan kota Makkah. Begitupun masuknya Islam ke Andalusia terjadi di bulan Ramadan. “Jangan lupa pula, proklamasi kemerdekaan negara kita juga terjadi di bulan Ramadan,” tambahnya. Kegiatan buka puasa bersama itu dihadiri hampir seluruh pimpinan lembaga tinggi negara. Selain Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, ada Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Setya Novanto, dan Ketua DPD Oesman Sapta Odang. Kemudian, ada Ketua MK Arief Hidayat, Ketua MA Hatta Ali, hingga ketua KY Aiduf Fitriciada Azhari. Sementara, Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara tidak hadir dalam kegiatan tersebut. Presiden Jokowi menuturkan, kegiatan buka puasa bersama itu dilaksanakan di tengah suasana duka atas peristiwa bom terminal Kampung Melayu. “Kami mengajak semua yang hadir di sini untuk menyatukan visi dan semangat antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif,” ujar Presiden. Diharapkan, penyatuan visi tersebut bisa berdampak pada munculnya keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. (byu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: