Rilis Album Baru, Lepas Image Anak-Anak
SHAFA Tasya Kamila atau Tasya kembali ke dunia olah vokal. Gadis 19 tahun itu membawa citra baru, yakni dirinya yang kini beranjak dewasa. Dia berusaha melepas sosok Tasya Anak Gembala, panggilan yang diberikan sesuai dengan lagu anak-anak yang dulu dipopulerkannya. Sekarang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu hadir dengan album remajanya. Album yang dilabeli Beranjak Dewasa itu hadir sebagai pembuktian Tasya memasuki zona baru. Album tersebut diluncurkan di Indomaret Point, Ampera, Jakarta Selatan, kemarin (24/10). Sebelum peluncuran album itu, Tasya merilis single. Judulnya Say No. Melihat respons masyarakat yang bisa ’menerima’ kehadiran Tasya yang tidak lagi anak-anak, album yang berisi 12 lagu itu pun diluncurkan. ’’Akhirnya, akhirnya, albumnya keluar juga. Senang,’’ kata Tasya antusias. Wajar kalau Tasya terlihat lega dengan dirilisnya album itu. Sebab, penggarapan album tersebut sangat lama. Tiga tahun. Album itu digarap sejak 2009. Hadirnya Beranjak Dewasa mengobati kerinduan penggemar akan lagu-lagu Tasya. Kali terakhir dia mengeluarkan album pada 2003. ”Itu tahun 2003 saya masih kecil,” ucap dia. Alasan mengapa penggarapan album itu sangat lama adalah masalah transisi. Perilisan album tersebut harus menunggu waktu yang pas meski materi dikumpulkan sejak tiga tahun lalu. ”Dulu saya juga terbentur jadwal sekolah. Selain itu, menunggu umur yang pas. Sekarang kan sudah kuliah, umur juga cocok lah untuk menyanyikan lagu-lagu ini,” jelas Tasya. Mengubah citra penyanyi cilik ke penyanyi remaja bukanlah hal yang mudah. Memilih lagu yang tepat juga hal yang sulit. Semua harus pas. ”Saya juga tidak ingin memaksakan. Biar orang-orang sadar dengan sendirinya,” ucap dia. Melihat sosoknya sekarang, memang orang akan sadar bahwa Tasya kini sudah berubah. Dulu dia berponi sebatas alis, sekarang tidak lagi. Bando-bando lucu yang menghias rambutnya kini ditinggalkan. Tasya pun kini gemar memakai heels. Meski begitu, kepeduliannya terhadap lagu anak-anak tidak hilang. Soal minimnya lagu anak sekarang, dia memiliki pandangan sendiri. Permasalahan itu, kata dia, bisa terpecahkan dengan 4M, yakni man, method, money, dan media. Dengan gamblang dia menjelaskannya. ”Man, ada tidak orang sekaliber Pak A.T. Mahmud yang senantiasa berdedikasi pada dunia anak. Method, pendistribusian lagu kan sekarang banyak berubah. Bisa lewat digital juga,” jelas dia. Untuk money, dia mempertanyakan adakah orang yang mau menginvestasikan uangnya untuk lagu anak. Dan yang terpenting, media. Menurut Tasya, ekspose media terhadap lagu anak tidak sebanyak waktu dia kecil dulu. ”Dulu, waktu saya kecil, di televisi masih banyak acara anak. Sekarang mana\" Tidak ada,” tegasnya. (jan/c13/any)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: