Ketua Umum MUI Kaget Ada Warga Kuningan Terlibat ISIS
KUNINGAN - Munculnya pemberitaan di berbagai media baik lokal maupun nasional terkait salah seorang warga Kuningan terlibat gerakan radikal ISIS di Marawi Filipina, membuat kaget Ketua Umum MUI Kabupaten Kuningan KH Abdul Aziz Anbar Nawawi. Atas hal tersebut, ia mengaku prihatin namun tidak berani mengatakan para kiai kecolongan. “Saya kaget dan terkejut ketika ada berita bahwa seseorang yang bernama Yayat Hidayat orang Kadugede Kuningan bergabung dan terlibat dengan gerakan radikalis ISIS di Marawi Filipina. Tapi saya tidak berani mengatakan para kiai kecolongan atas hal ini,” kata Aziz. Ia pun tak mengelak kalau wilayah Kadugede merupakan tempatnya para kiai. Namun menurutnya MUI di Kecamatan Kadugede sudah melaksanakan tugasnya dengan maksimal berupa pembinaan dan dakwah, bahkan di setiap Ramadan ada kegiatan dakwah umum keliling desa sebagai bagian dari upaya para ulama dan kiai di Kadugede untuk melakukan pembinaan. “Kalau dikatakan Kadugede sebagai tegalnya kiai memang iya, tetapi kan beliau-beliau sudah maksimal melakukan pembinaan dan dakwah. Apalagi setiap bulan Ramadan saya tahu persis MUI kecamatan dan camat juga beberapa instansinya suka mengadakan dakwah umum ke setiap desa,” ujar Aziz. Dengan adanya indikasi salah seorang warga Kuningan terlibat ISIS di Filipina tersebut, Aziz yang juga Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Kuningan ini mengajak agar semua pihak terutama pemda dan alim ulama terus membentengi masyarakat Kabupaten Kuningan untuk tidak loncat pagar. Solusinya, masih kata Aziz, harus ada pembahasan khusus untuk membuat formulasi konsep sehingga Kuningan tidak lagi-lagi dibuat ngetop dengan radikalismenya. “Kasus ini harus menjadi kewaspadaan bersama, pemda dan alim ulama harus melakukan pembentengan yang kuat agar tidak ada masyarakat Kuningan yang loncat pagar. Menurut saya kasus ini serius dan harus benar-benar dibahas tuntas. Kita harus membuat formulasi konsep agar Kuningan tidak lagi-lagi ngetop dengan radikalismenya,” ajaknya. Disebutkan, sudah beberapa kali kasus nasional warga Kuningan terlibat di dalamnya, ditambah saat ini justru malah kasusnya berskala internasional. Untuk itu, pihaknya juga mengimbau kepada ormas-ormas Islam untuk memberikan arahan lebih tegas lagi kepada umatnya bahwa Islam bukanlah agama yang galak, melainkan agama lembut dengan mengedepankan dakwah yang lembut pula. “Saya kira ormas-ormas Islam harus memberi arahan yang lebih tegas lagi kepada umatnya bahwa agama Islam itu bukan agama yang galak, bukan agama yang mesti sesebred (istilah kers dalam bahasa Sunda, red), tetapi agama dakwah dengan kelembutan. Cara kekerasan dalam hal apapun tidak akan menghasilkan kebaikan. Saya melihat siapapun yang bergabung dengan kelompok ISIS dan radikalis lainnya, kerena kurang memahami ajaran agama Islam secara utuh,” sebut Aziz. Di akhir pernyataannya, Aziz menegaskan khusus kepada kaum nahdliyin bahwa NU yang moderat perlu lebih mensosialisasikan lebih gencar lagi tentang Islam Nusantara. “Mudah mudahan kasus radikalisme yang melibatkan warga Kuningan ini adalah kasus terakhir,” harapnya. (muh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: