PKS Mulai Diterpa Konflik

PKS Mulai Diterpa Konflik

JAKARTA- Akan memasuki kontestasi pemilu 2019 mendatang, internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mulai diterpa konflik. Pemicunya Fahri Hamzah menyatakan usulan pergantian presiden partai dakwah, Sohibul Iman kepada Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri.  Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPR RI tersebut setelah bertemu konstituen yang menanyakan kondisi PKS saat ini. Ketua DPP PKS bidang Komunikasi, Ledia Hanifa Amaliah mengatakan, mantan Presiden PKS, Anis Matta tak menutup kemungkinan akan menjadi presiden lagi di PKS. Itu wajar saja, tapi untuk menjadi Presiden PKS harus jelas pula mekanismenya, melalui Musyawarah Majelis Syuro Partai. ”Boleh jadi ada yang ingin Pak Anis jadi presiden, atau ingin kader-kader lain jadi presiden. Wajar saja sepanjang mengikuti aturan yang berlaku. Kan juga ada periodisasinya,” ungkapnya kepada wartawan. Sementara tanggapan berbeda dilayangkan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKS, Mardani Ali Sera. Dia menyatakan, kalangan pengurus DPP PKS yang masih aktif saat ini menduga manuver Fahri Hamzah tidak terkait dengan Anis Matta. Mereka meyakini, Anis Matta tidak punya sejarah merusak PKS dari dalam. ”Saya kenal Pak Anis, dia orang dewasa tidak merusak dari dalam. Pak Anis selalu komentar baik,” tukasnya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan. Kendati demikian, Mardani tak mau terlalu jauh bicara, karena menurutnya, semua orang punya hak bersuara termasuk kritik, dan pada akhirnya bukti yang akan menjawab kritik tersebut. ”Semua punya komentar boleh. Kami akan buktikan bukan dengan kata-kata tapi prestasi. Buktinya pilkada Jakarta,” imbuhnya. Diketahui, Wakil Ketua DPR RI yang mewakili PKS, Fahri Hamzah berencana mengusulkan pergantian Presiden PKS Sohibul Iman kepada Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri. ”Saya bilang PKS itu partai yang bagus. Partai Islam itu harus ada. PKS itu partai bagus, cuma ya saya mengusulkan kepada Ketua Majelis Syuro agar presiden partainya diganti lah. Nggak bagus orang itu,” ucap Fahri di Komplek Parlemen Senayan. Fahri mengklaim tidak mengetahui isu perihal kembalinya Anis Matta yang merupakan mantan Presiden PKS untuk kembali menjabat. ”Nggak tahu saya. Nggak ngerti. Aku cuma membaca. Ini kan menyampaikan pesan dari lapangan. Orang melihat DPP yang sekarang ini tidak sanggup mengelola politik ini,” pungkasnya. Fahri pun tidak ambil pusing ketika ditanya konstituennya mengenai langkah yang diambil setelah adanya persoalan di PKS. Dia hanya nenegaskan, telah memenangkan gugatan atas PKS, meski telah dipecat dari partai tersebut. Fahri menyebut, kepemimpin PKS saat ini, semakin tidak jelas arahnya. Untuk itu, agar seluruh kader dan pengurus PKS mendesak mengganti jajaran petingginya. ”Saya punya pikiran begini. Ada banyak generasi di dalam PKS. Yang mulai sadar bahwa cara mengelola politik seperti PKS sekarang ini adalah salah. Tapi banyak yang penakut dan itulah penyakit orang Indonesia. Banyak yang sadar (sekarang salah, red) tapi belum massif. Walaupun jumlahnya lebih besar dari jumlah pendukung pemimpin PKS sekarang,” papar Fahri. Hal di atas langsung ditanggapi anggota Majelis Syura PKS, Tifatul Sembiring. Dia menuturkan, Fahri tidak boleh ikut campur urusan internal partai, mengingat yang bersangkutan sudah bukan kader partai lagi. ”Fahri nggak boleh ngomong begitu, dia kan bukan anggota PKS lagi sudah dipecat. Jadi tak usah ikut campur lagilah urusan partai,” kata Tifatul saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan. Perihal status pemecatannya sebagai kader PKS, Tifatul mengaku, memang Fahri Hamzah memenangkan gugatan di putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Namun, itu hukum tetap (inkracht). Sebab, DPP PKS sendiri hingga sekarang mengajukan banding atas putusan tersebut. Maka dengan demikian, sambung mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu, selama putusan pengadilan belum inkracht, maka status Fahri Hamzah bukan kader PKS. Dia juga mengingatkan, urusan pengadilan harusnya diselesaikan di pengadilan. ”Jadi singkatnya banyak rumput di sekitar dahlia, tak usah ribut ini cuma urusan dunia,” tandasnya. (aen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: