2 Ribu Pusaka Dipamerkan di Museum Kasepuhan
CIREBON - Museum pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon menampilkan sebanyak 2 ribu item benda pusaka. Tidak hanya mengenalkan sejarah bangsa lampau di Cirebon, namun beberapa koleksi merupakan peninggalan Portugis, Tiongkok, Belanda, Jepang, hingga beberapa peninggalan sejarah nusantara. Sultan Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat mengatakan,tidak hanya memajang benda pusaka yang sebelumnya terpajang di area keraton. Namun, sejumlah benda pusaka lama dari kamar pusaka yang tidak pernah diperlihatkan sebelumnya kini terpajang rapih di dalam museum baru. \"Ada baju putri Ong Tin Nio, baju Sunan Gunung Jati, senjata Sunan Gunung Jati,\" ujar sultan sepuh. Sultan mengatakan, benda-benda yang berada di dalam museum adalah peninggalan dari jaman Padjajaran, Fatahilah saat menggempur Portugis di Sunda Kelapa, Sunan Gunung Jati, Panembahan Ratu, hingga era kesultanan mulai dari Sultan Sepuh I hingga Sultan Sepuh XIV. Ada pula ruang pusaka khusus Sunan Gunung Jati abad ke 15. \"Ada piring-piring zaman Wali Songo, yang biasa kita keluarkan waktu panjang jimat,\" tuturnya. Museum ini, lanjut Sultan, termasuk yang termodern di Indonesia. Difasilitasi dengan kamera CCTV, 6 pendingan ruangan, audio visual, 55 lemari lengkap dengan pencahayaan, ruang cendera mata, hingga cafetaria. Pihaknya akan terus melakukan upaya-upaya pelengkapan fasilitas. \"Ini semua demi meningkatkan kunjungan wisatawan,\" ucapnya. Saat ini, jelas Sultan, rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Keraton Kasepuhan setiap bulannya mencapai 20 ribu pengunjung di luar long weekend dan tidak termasuk acara Muludan. Pihaknya memiliki target pengunjung Keraton Kasepuhan dengan adanya Meseum Pusaka Keraton ini bisa mencapai 30 ribu pengunjung per bulannya. Untuk masuk museum ini, pengunjung membayar Rp25 ribu. \"Biaya tersebut untuk pemeliharaan,\" katanya. Sultan berharap, dengan adanya museum pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon masyarakat dapat meneladani sejarah. “Museum ini dipersembahkan untuk bangsa dan negara. Kita ada karena leluhur kita ada. Rawatlah peninggalan pusakanya, tauladani gemilang sejarahnya,” harapnya. (mik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: