Waspada Penipuan Atas Nama Radar Cirebon

Waspada Penipuan Atas Nama Radar Cirebon

CIREBON – Menjelang Idul Fitri, beberapa pihak memanfaatkan Radar Cirebon untuk meminta sejumlah uang dengan modus keluarga dirawat di rumah sakit. Oknum yang mengaku wartawan Radar Cirebon diketahui menghubungi nomor telepon puluhan pejabat di Pemerintah Kota Cirebon. General Manager Radar Cirebon Syahbana menceritakan, sejak Senin pagi sampai sore (12/6), banyak pejabat yang menghubungi untuk meminta kejelasan informasi tentang oknum yang mengaku wartawan tersebut. Para pejabat itu menerangkan, orang yang mengaku-ngaku itu menghubungi lewat telepon. Pada akhirnya, oknum itu meminta sejumlah uang dengan alasan untuk biaya berobat keluarganya di rumah sakit. Syahbana memastikan oknum tersebut bukan wartawan Radar Cirebon. “Kami sudah mendapatkan laporan atas hal ini. Disampaikan dengan hormat kepada seluruh pejabat maupun pihak-pihak yang merasa dihubungi, oknum itu bukan wartawan Radar Cirebon,” ujar Syahbana, didampingi Pimpinan Redaksi Rusdi Polpoke, Senin (12/6). Wartawan Radar Cirebon, kata dia, selalu membawa identitas lengkap dan menghindari tindakan tidak terpuji seperti itu. Beberapa pejabat menyampaikan informasi tentang hal ini. Salah satunya Willy Suseno yang merupakan pejabat di BP4D. Willy menceritakan, nomor telepon Kepala BP4D dihubungi seseorang bernama Azis yang mengaku wartawan Radar Cirebon Jawa Pos Group. “Ujung-ujungnya minta uang. Saat tidak diberikan, dia ngomong kasar,” terangnya. Hal senada disampaikan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Agung Sedijono. Oknum itu menelepon dan mengirimkan sms dari nomor 085231595071 atas nama Azis. Setelah tidak berhasil meminta uang, oknum itu malah memaki-maki. Begitupula yang dialami pejabat DPPKP, Elmi Masruroh. Nomor telepon tersebut menghubunginya dan mengaku bernama sama. Karena penasaran, Elmi yang mengenal beberapa wartawan resmi Radar Cirebon, langsung mencoba mencari informasi. “Itu oknum yang mencatut nama Radar Cirebon. Saya tidak kasih uang, oknum itu ngomong kasar,” tukasnya. Hal senada dialami pejabat lainnya seperti Hanry David dan Dede Achmady. Modus, nomor telepon dan namanya sama seperti saat menghubungi pejabat lainnya. Karena meyakini oknum, para pejabat tersebut tidak memberikan apa yang diminta. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: