Perbaikan Trotoar Mangkrak, Ubinnya Sering Dicuri
CIREBON - Pembenahan trotoar yang menghabiskan dana hingga Rp32 miliar, membuat warga geram. Para pemilik toko di Jl Pekiringan, Kecamatan Pekalipan mengungkapkan, pemasangan trotoar yang asal-asalan membuat batu alam yang dipasang seringkali dicuri oknum. \"Setiap malam banyak yang ambil ubinnya. Ya gimana lagi, ubin trotoarnya mudah lepas,” ungkap pemilik toko sepatu di Jl Pekiringan, Yayat (45), kepada Radar, Selasa (13/6). Menurut dia, pekerjaan trotoar asal-asalan menyebabkan batu alam mudah lepas. Imbasnya, trotoar yang setengah jadi itu malah tambah tidak karuan. Mendapati kondisi demikian, ia terpaksa keluar uang untuk melakukan perbaikan. “Mau gimana lagi, kalau didiamkan ya tambah parah nanti,” ucapnya. Yayat juga mengeluhkan permukaan trotoar yang tingginya disamakan dengan lantai toko. Alhasil kala hujan, air seringkali masuk. Ia berharap pemerintah melihat kondisi ini dan menegur kontraktor. Bahkan bila mungkin melakukan perbaikan ulang. \"Kalau saya sih sudah nyuruh orang buat disemen. Tapi ya hasinya nggak maksimal,” katanya. Tak hanya itu, Yayat merasa heran karena trotoar terdahulu kondisinya jauh lebih baik. Bahkan sebelum ada perbaikan, kondisinya masih bagus. Ia menyesali pekerjaan kontraktor malah menyengsarakan pejalan kaki dan pemilik toko di kawasan itu. \"Mending trotoar yang dulu, tahan lama dan lebih awet dan rapi,\" ucapnya. Hal serupa juga diungkapkan pemilik toko lainnya. Mereka juga harus merogoh kocek untuk memperbaiki kondiri trotoar di kawasan itu. \"Habis Rp200 ribu untuk beli tehel sendiri,\" ujar salah seorang pemilik toko yang enggan diungkapkan identitasnya. Menurutnya, para pemilik ruko terpaksa menyewa pekerja untuk meratakan permukaan trotoar menggunalan semen dan menempelkan plester. Hal itu terpaksa dilakukan karena trotoar baru tersebut banyak memakan korban khususnya pengunjung toko dan pejalan kaki. “Saya terpaksa keluar uang sendiri. Habis kalau nggak begitu ya kasian yang lewat,” ucap pemilik toko perabotan itu. Tak hanya itu, ia juga merasa dikerjai kontraktor. Saat pekerjaan masih berlangsung, ia kerap memberi uang untuk para pekerja. Seingat dirinya, perbaikan trotoar itu berlangsung mulai 18 Januari. Pemberian uang itu dengan harapan pekerjaannya bagus dan memperindah tampilan depan tokonya. Tapi, bukan itu yang didapat. Malah pekerjaannya asal-asalan. “Saya tuh niat baik kasih tip biar lebih semangat kerjanya. Eh nggak taunya kerja seadanya,\" tuturnya. (myg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: