Piala Dunia 2018 di Rusia, Dari Robot Hingga Transportasi Gratis

Piala Dunia 2018 di Rusia, Dari Robot Hingga Transportasi Gratis

MOSCOW - Menjadi tuan rumah Piala Dunia untuk kali pertama di Juni tahun depan, Rusia menargetkan kesuksesan untuk menjaga pamornya sebagai salah satu super power di Bumi ini. Indikator awal apakah mereka sukses atau tidak bakal terlihat ketika mereka menggelar turnamen pemanasan, Piala Konfederasi, dengan kick-off antara tuan rumah kontra jawara Oseania, Selandia Baru, Sabtu besok (17/6). Dua hari menuju Piala Konfederasi, Rusia semakin mengintensifkan persiapan. Apalagi, mereka baru saja dihantam bom bunuh diri di Stasiun Metro Saint Petersburg, yang menewaskan 16 orang tersebut (3/4). Dengan estimasi akan ada sekitar 700 ribu orang yang bakal memadati empat kota host, Saint Petersburg, Kazan, Moskow, dan Sochi, Negeri Beruang Merah tidak ingin kecolongan. Sejumlah terobosan pun mereka lakukan. Yang paling utama adalah membuat dokumen imigrasi khusus fans, atau FAN ID, yang telah diluncurkan 1 Februari lalu. FAN ID ini tidak hanya berfungsi sebagai tiket masuk menuju empat stadion host. Namun, mereka juga bisa menjadi visa. Sehingga fans bakal bebas keluar-masuk negara pimpinan Vladimir Putin tersebut 10 hari sebelum pesta pembukaan, dan 10 hari pasca turnamen. Jika menjadi visa, otomatis data diri, maupun rekam jejak pemegang FAN ID bakal terproses. Dengan demikian, pihak keamanan Rusia bisa segera melakukan pencegahan dini jika pemegang FAN ID berniat melakukan aksi kerusuhan, atau yang paling parah; terorisme. Sejauh ini, Rusia sudah mengenali 191 orang fans yang ditengarai hooligan, dan sering membuat kerusuhan, serta masuk kedalam daftar hitam stadion. Menteri Komunikasi dan Media Massa Rusia, Nikolay Nikiforov mengatakan bahwa ide membuat FAN ID tercetus ketika mereka menjadi host Olimpiade Musim Dingin di Sochi, 7-23 Februari 2014 silam. ”Sejauh ini, kami sudah menerbitkan 100 ribu FAN ID, dengan 200 ribu lainnya menyusul,” jelas Nikiforov seperti dilansir agensi berita Rusia, TASS. Selain menerbitkan FAN ID dan mengidentifikasi supporter bermasalah, negara yang dulunya adalah Uni Soviet itu juga membuat robot. Robot tersebut nantinya bertugas untuk membenahi situasi jika mulai kacau. Robot tersebut bakal menghubungi petugas keamanan, serta mengedepankan penanganan secara persuasif terhadap kelompok yang melakukan perusakan. ”Apapun bakal kami lakukan untuk meminimalisir adanya kekerasan dalam olahraga, terutama sepak bola,” tegas Kepala Deputi Kementerian Dalam Negeri, Anton Gusev, dikutip dari Vocativ. Meski memperketat keamanan, negara yang telah melahirkan duo Pemimpin Komunis dunia, Vladimir Lenin dan Joseph Stalin tersebut juga tidak lupa dengan sisi happy penyelenggaraan. Buktinya, pada dinihari kemarin (14/6), mereka meluncurkan Pameran Piala Konfederasi di Stasiun Metro Moskow, Vorobyovy Gory. Dalam eksibisi itu, terdapat beberapa jendela kaca. Yang pertama adalah delapan jendela yang memperlihatkan delapan kontestan Piala Konfederasi, plus pencapaian mereka di turnamen mayor. Kemudian jendela lainnya berisi bola resmi Piala Konfederasi, Krasava, dan manekin yang mengenakan jersey setiap kontestan. Termasuk Maskot Piala Dunia 2018, Zabivaka. ”Pameran baru kami begitu eye-catching dan menarik,” ujar CEO Panitia Lokal, Alexei Sorokin, dilansir dari situs resmi FIFA. ”Ini adalah kesempatan yang kami berikan baik kepada masyarakat lokal, maupun turis, untuk lebih mengenal The Tournament of Champions,” lanjutnya. Dari sisi transportasi, pihak panitia juga menjalin kerjasama dengan ANO. Dengan bebekal FAN ID, fans bisa berganti kendaraan menuju kota tuan rumah secara gratis. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: