Diguyur 10 Ton, Harga Bawang Putih Masih Rp60 Ribu/Kg

Diguyur 10 Ton, Harga Bawang Putih Masih Rp60 Ribu/Kg

CIREBON - Memasuki H-3 lebaran, sejumlah komoditi menunjukkan pergerakan harga signifikan. Selain harga daging sapi dan ayam, bawang putih paling mencolok. Pasalnya, guyuran persediaan hingga 10 ton tak mampu mempengaruhi harga pasaran. Pantauan Radar di Pasar Kanoman dan Pasar Induk Jagasatru, bawang putih dijual Rp60 ribu. Tapi, harga itu masih jauh dari ekspektasi setelah turunnya persediaan hasil operasi pasar. “Bawang putih turun dari Rp80 ribu ke Rp60 ribu,” ujar Neni (40), salah seorang pedagang bumbu di Pasar Kanoman, Kamis (22/6). Penurunan harga yang tidak signifikan menjadi pertanyaan tersendiri. Dalam operasi pasar yang dilaksanakan Kementerian Perdagangan, Senin (19/6), bumbu dapur itu dijual hanya Rp13.500/kg ke tingkatan pedagang. Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia, Rawindra Ardiansyah mengungkapkan, harga terakhir di pasaran terutama jenis kating mencapai Rp78 ribu/kg. Kenaikan ini disebabkan minimnya pasokan. Untuk mengantisipasi kenaikan yang lebih tinggi, Kementerian Perdagangan mendistribusikan stok bawang putih sampai 10 ton untuk menekan harga. Menurutnya, kelangkaan bawang putih tidak hanya terjadi di Kota Cirebon melainkan merata di berbagai kota. Untuk Cirebon, OP dari kemendag ini merupakan yang perdana dilakukan. Setelah masuknya pasokan 10 ton bawang putih berhasil menekan harga dari Rp80 ribu menjadi Rp62 ribu, kemudian turun lagi Rp40-45 ribu untuk jenis non kating. Pasar Jagasatru mendapatkan alokasi kuota bawang putih 5 ton, untuk Pasar Pagi 1,5 ton dan Pasar Kanoman 1 ton. \"Pasar Jagasatru paling menerima pasokan banyak karena termasuk pasar induk, banyak pedagang juga belanja di sana,\" jelasnya. Bawang putih OP dijual pada pedagang Rp13.500 per kilogram dengan perjanjian harga jual maksimal Rp20 ribu per kilogram. Dengan ketentuan itu, pedagang masih sangat leluasa menentukan untung. Sementara untuk eceran dijual Rp15 ribu per kilogram. Rawindra berharap OP bawang putih yang dilakukan dapat menekan harga dibatas wajar. Mengapa harga bawang putih yang naik? Menurutnya komplimentari (pengganti) bawang putih hampir tidak ada. Lain halnya cabai merah yang bisa diganti dengan varian lain, seperti cabai bubuk, keriting atau rawit. Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) dalam hal ini BI dan stakeholder lain masih gencar melakukan Operasi Pasar Murah (OPM) diberbagai titik. Sementara untuk daging, sesuai prediksi mulai naik di H-3. Untuk daging sapi sudah dijual Rp130 ribu/kg. Pedagang daging di Pasar Kanoman, Hj Emah (71) mengungkapkan, kenaikan harga daging menjelang lebaran merupakan hal biasa. \"Ini wajar karena jumlah permintaan semakin banyak,\" ungkapnya. Kendati demikian, di H-2 dan H-1 harga masih bisa bergerak naik. Sebagai gambaran, di awal Ramadan, harga daging sapi sempat dijual Rp135-140 ribu/kg.  Besar kemungkinan kenaikan serupa bakal terulang. Sementara daging ayam, dari harga normal Rp29 ribu/kg kini sudah dijual Rp38 ribu. Tidak menutup kemungkinan bakal kembali naik sampai Rp40ribu/kg. Pedagang daging ayam di Pasar Perumnas, Priyadi (54) mengungkapkan, tingginya permintaan dan terbatasnya stok menyebabkan harga sulit dikendalikan. \"Diperkirakan besok bisa naik hingga Rp40ribu/kg,\" ucapnya. Sama halnya dengan harga daging, beberapa sayuran dan bumbu dapur juga ikut-ikutan naik. Salah satunya buncis juga kentang. Semula dibanderol dengan harga Rp8 ribu kini menjadi Rp12 ribu/kg. Bukan hal baru lagi kalau harga kentang memang akan naik ketika menjelang Ramadan. Ini karena kentang menjadi salah satu bahan baku untuk masakan lebaran. Yang semula dibanderol Rp17 ribu/kg kini menjadi Rp20 ribu. Untuk harga bumbu dapur, bawang merah Rp40ribu/kg, cabai merah masih Rp35ribu/kg. Diperkirakan, H-2 juga bakal kembali naik. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: