0 (0) Portugal vs Cile 0 (3), Bravo Jadi Hero

KAZAN – Claudio Bravo identik dengan kesialan sepanjang tahun ini. Terutama saat bermain bersama klubnya, Manchester City. Tapi, tak selamanya Bravo berada di level zero. Bravo pun bisa menjadi hero. Seperti yang sudah dia berikan untuk timnas Cile di Piala Konfederasi, kemarin WIB (29/6). Ya, Bravo jadi aktor di balik sukses Cile menyingkirkan juara Eropa, Portugal, dari babak semifinal Piala Konfederasi 2017 di Kazan Arena, Kazan. Tiga kali bloknya jadi kunci La Roja – julukan Cile – mengalahkan Portugal 3-0 melalui adu tendangan penalti setelah berimbang tanpa gol dalam 120 menit. Eksekusi penalti Ricardo Quaresma, Joao Moutinho, dan Nani sukses dipatahkan Bravo. Sementara Arturo Vidal, Charles Aranguiz, dan Alexis Sanchez sebagai trio algojo Cile mampu menjalankan tugasnya dengan sempurna. \'\'Saya sudah tahu apa yang mesti saya lakukan,\'\' ucap Bravo, dikutip Soccerway. Bravo memang sudah punya pengalaman dengan adu penalti. Bersama timnas, dia sudah pernah menjalani empat kali adu penalti di major tournament, termasuk dengan yang dia lakoni kemarin. Keempatnya di babak 16 Besar Piala Dunia 2014 kontra Brasil, lalu dua kali melawan Argentina di final Copa America 2015 dan Copa America Centenario 2016. Dan, yang terkini di Kazan kemarin. Tiga adu penalti terakhir, Bravo yang jadi pemenangnya. Total, di laga kemarin, Bravo melakukan enam penyelamatan dengan tiga kali penyelamatan di antaranya dia lakukan dalam adu penalti. Tiga kali bloknya di dalam satu laga sudah menyamai pencapaiannya selama sedekade bermain di La Liga. Baik saat bermain untuk Real Sociedad, ataupun Barcelona. \'\'Tapi, saya selalu berusaha menjalani ini dengan tenang, ini laga spesial bagi kami,\'\' ungkap capitan Cile tersebut. Terlepas dari tiga kali penyelamatannya kemarin, Bravo sukses menjadi kiper pertama dalam sejarah bisa melakukan tiga kali penyelamatan dalam adu penalti di major tournament FIFA. Bravo mengungguli empat kiper sebelumnya yang hanya mampu melakukan dua save di adu penalti. Termasuk salah satunya Justo Villar, kiper timnas Paraguay yang sering mengkritik performa Bravo di timnas ataupun klub. Hanya, Bravo menyebut mem-blok tiga kali tendangan penalti ini bukan hal mudah. \'\'Karena ini bukan hanya soal peluang. Anda butuh kerja keras jika ingin mencapainya, butuh juga mempelajari lawan,\'\' tambah kiper terbaik Copa Amerika di dua edisi, 2015 dan 2016 itu. Satu lagi yang mencengangkan di balik performa Bravo kemarin. Ternyata, pemain yang sudah mencatat 114 caps-nya di timnas Cile itu tidak dalam kondisi fit. \'\'Saya masih cedera dan tidak bermain dengan pace normal saya,\'\' klaimnya. Bravo masih dalam masa recovery setelah cedera betis, termasuk saat melawan Australia (25/6). Gelandang Cile, Arturo Vidal, dikutip Terra Deportes mengungkap bahwa sejak sebelum adu penalti pun Bravo sudah percaya diri mampu menghentikan algojo penalti Portugal. \'\'Sebelum adu penalti, dia berkata bahwa dia akan mem-blok dua atau tiga tendangan penalti. Kami sudah percaya padanya, dialah pemimpin kami,\'\' tutur Vidal ketika diwawancarai di lorong menuju ke locker room Kazan Arena. Performanya itu pun mendapat pujian dari pelatih Cile, Juan Antonio Pizzi. \'\'Dia mampu bermain menakjubkan. Begitu juga dengan para penendang penalti. Saya rasa, kami layak main di final setelah Claudio dan pelatih kiper sudah mempelajari karakter para penendang penalti di tim lawan,\'\' tutur Pizzi, sebagaimana dilansir Eurosport. Bukan hanya jadi final ketiga beruntun Claudio Bravo. Bagi Pizzi yang baru memegang kendali timnas Cile sejak 29 Januari 2016 itu, ini final major tournament keduanya pada kurun waktu 18 bulan terakhir. \'\'Kami gembira, dan kami akan mencoba bermain lebih baik lagi pada final. Seperti yang sudah kami tunjukkan hari ini (kemarin WIB, Red), selalu manfaatkan setiap peluang dan mencetak gol, jangan hilang intensitas dan konsentrasi jika ingin menang,\'\' tambah pelatih kelahiran Santa Fe, Argentina, 49 tahun silam. (ren)

Sumber: