Warga WTC Dominasi Penyakit Kusta
CIREBON - Penyakit kusta di Kabupaten Cirebon setiap tahunnya mengalami peningkatan. Bahkan, Wilayah Timur Cirebon (WTC) mendominasi penyakit kusta. Biasanya, penyakit tersebut tumbuh di daerah pesisir. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana membeberkan, penyakit kusta atau kulit ini, biasanya disebabkan kondisi lingkungan yang kumuh oleh sejenis bakteri yang memerlukan waktu enam bulan hingga 40 tahun, untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita selama tiga hingga lima tahun. “Tapi, penyakit kusta ini tergolong penyakit yang tidak berbahaya, tetapi banyak orang takut melihat penyakit kusta, karena beranggapan penyakit kutukan. Padahal, penyakit kusta bisa disembuhkan dalam waktu satu tahun,” ujar Nanang saat dihubungi melalui sambungan selularnya, Kamis (29/6). Penyakit kusta ini, kata Nanang, bisa menular melalui kontak langsung sama seperti TBC, penularan melalui pernafasan. Meski demikian, pihaknya selalu melakukan penyuluhan dan sosialisasi serta penemuan dini. Artinya, jangan sampai masyarakat itu menjadi cacat karena susah disembuhkan. “Di kita semua puskesmas sudah bisa menangani kasus penyakit kusta dengan pemberian obat secara gratis,\" katanya. Ditambahkannya, berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, tahun 2015 ada 224 kasus, sedangkan tahun 2016 lalu terdapat 245 kasus yang terdiri dari kusta basah dan kusta kering. Jumlahnya untuk kusta basah 25 kasus, sementara kusta kering 280 kasus. Sedangkan yang sedang ditangani sebanyak 233 kasus. \"Kabupaten Cirebon ini berada di posisi ketiga setelah Subang dan Indramayu se-Provinsi Jawa Barat. Mengapa demikian, karena ada sejarahnya yang konon katanya, sejak zaman Belanda, Cirebon ini menjadi perhatian karena memang endemis kusta,” paparnya. Sementara itu, tokoh masyarakat Cirebon Timur, Adang Juhandi mengaku tidak kaget jika wilayah timur menjadi lokasi penderita kusta terbanyak di Kabupaten Cirebon. Hal tersebut (penyebaran kusta), bisa terjadi karena beberapa penyebab, salah satunya pola hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya yang relatif minim. “Sekarang berapa jumlah keluarga miskin di Kabupaten Cirebon, khususnya untuk wilayah timur. Ini juga berpengaruh, menghitung keluarga sejahtera tidak bisa dari data penerima raskin atau rastra,” ujarnya. Bagi Adang, jika penyakit kusta ini menjangkiti keluarga miskin atau keluarga tidak mampu yang secara pengetahuan minim, dan tidak tahu cara berobat, tentunya potensi penyakit ini menyebar akan semakin cepat. (sam/dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: