Stok Kosong, Harga Telur Merangkak Naik
KUNINGAN - Harga komoditi telur ayam di pasar tradisional merangkak naik menjadi Rp22.000 per kilogram dari harga normal biasanya di kisaran Rp18.000. Diduga kenaikan harga telur ayam ini disebabkan karena keterbatasan stok di tingkat peternak yang menyebabkan harganya pun terus merangkak naik. Seperti diungkapkan petugas pemantau pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kuningan Arisman, kenaikan harga telur terjadi sejak memasuki bulan puasa dan kini semakin tinggi. \"Harga normal telur adalah Rp18.000 per kilogram, namun sejak puasa harganya bertahan di kisaran harga Rp20.000. Akhir-akhir ini harganya kembali naik secara bertahap hingga menjadi Rp22.000 per kilogram,\" kata Arisman, Minggu (30/7). Menurut Arisman, kenaikan harga telur disebabkan karena keterbatasan stok di tingkat peternak karena baru melakukan apkir. Akibatnya bibit ayam yang baru masuk, belum menghasilkan telur maksimal yang berdampak pada berkurangnya stok dari biasanya. \"Mungkin para peternak banyak yang memanfaatkan momen lebaran kemarin dengan melakukan apkir ayam petelur. Mudah-mudahan setelah produksi telur kembali normal, harga pun ikut normal,\" kata Arisman. Namun demikian, kata Arisman, kenaikan harga telur ini tidak diikuti pada sebagian besar harga kebutuhan pokok lain seperti beras, minyak goreng, gula maupun sayur dan daging. Dikatakan Arisman, kebutuhan-kebutuhan pokok ibu rumah tangga tersebut sejak Lebaran berangsur turun dan kini cenderung berada pada level harga normal. Contohnya harga cabai merah yang masih normal di harga Rp25.000 per kilogram, bawang merah Rp 25.000 per kilogram, dan cabai rawit di harga Rp18.000 per kilogram. Adapun harga gula pasir, minyak curah dan beras masing-masing masih bertahan di harga Rp12.500, Rp11.000 dan Rp10.000 per kilogram. (fik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: