Polisi Pelototi Importir Garam
CIREBON - Tim Terpadu Satgas Pangan Polres Cirebon bakal mengawasi secara ketat distribusi dan penyaluran garam impor di wilayah Kabupaten Cirebon. Pasalnya, di wilayah Kabuten Cirebon saat ini, sudah ada importir garam. Kapolres Cirebon, AKBP Risto Samodra mengatakan, saat ini tim Satgas Pangan yang terdiri dari beberapa unsur, baik dari kepolisian ataupun instansi teknis terkait, sedang turun melakukan pengawasan ke tempat-tempat sentra bahan kebutuhan pokok. Hal itu guna memastikan tidak ada oknum pengusaha melakukan tindakan yang bisa membuat pasokan bahan pokok terhambat. “Saat ini, masih kita lakukan pengawasan. Jangan sampai ada penyalahgunaan. Yang kita awasi banyak, seperti beras dan komoditi lainnya juga, termasuk garam,” ujar Risto, saat ditemui Radar Cirebon di sela-sela kegiatan di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Jumat (4/8) Risto menjelaskan, saat ini di Kabupaten Cirebon memang ada importir garam dari Australia. Pihaknya kini memastikan tidak ada kuota garam impor yang bocor ke pasaran konsumsi. “Kalau untuk regulasinya kan ada di dinas teknis seperti perdagangan dan perindustrian. Kalau tugas polisi memastikan tidak ada kebocoran. Kita intensif lakukan pendataan,” imbuhnya. Sejauh pengawasan pihak kepolisian, belum ditemukan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan para importir garam untuk kuota industri tersebut. Namun diimbau agar para pelaku usaha tetap mengikuti aturan dan regulasi yang sudah ditetapkan pemerintah untuk kepentingan bersama. “Kalau untuk sanksi bagi pelaku usaha yang nakal dilihat dari sisi pelanggarannya. Jika administrasi berarti penanganannya oleh Tim Satgas Pangan Bidang Teknis. Namun, jika ranahnya pidana, maka langsung ditangani kepolisian,” paparnya. Sementara itu, salah satu aktivis Cirebon Timur, Rian Jaelani mengatakan, tidak mengerti pertimbangan pemerintah yang membuka kembali kuota impor garam sebanyak kurang lebih 75 ribu ton. Padahal saat ini, ada garam dengan jumlah hampir dua kali lipat yang sudah ada di dalam negeri. “Sekarang hampir dipastikan impor. Tapi yang aneh, yang akan diimpor juga kuotanya sama. Untuk kuota industri. Lalu kalau sama-sama untuk industri apa bedanya? Di sini kan sudah ada untuk kuota industri,” ungkapnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: