Disdikbud Kuningan Luncurkan Sekolah Siaga Kependudukan
KUNINGAN-Upaya mengenalkan peserta didik lebih dekat dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, coba diterapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Misalnya tentang kependudukan, kebencanaan, kesehatan dan koperasi. Rencananya, Bidang SMP pada Disdikbud akan meluncurkan sekolah siaga kependudukan atau SSK. Awal merambah 32 SMPN yang ada di Kabupaten Kuningan. Bahkan pihak Disdikbud akan menjalin kerjasama dengan SMPN Cisolok, Sukabumi menyangkut pembentukan SSK. Kasi Kesiswaan pada Bidang SMP Disdikbud Abidin MPd menerangkan, program sekolah siaga kependudukan ini baru dalam tahap sosialisasi. Saat ini, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menyangkut program SSK. Karena itu, pihaknya belum bisa memastikan kapan SSK akan bisa diluncurkan. “Belum sampai pada tahap launching. Kami baru menjalin komunikasi dengan Disdukcapil menyangkut rencana program SSK. Nantinya, Disdukcapil yang akan menjadi pemateri dalam program SSK,” terang mantan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Kuningan tersebut. Dari skenario yang dirancang, jelas Abidin, SSK ini akan berfungsi sebagai jembatan sosialisasi siswa dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Caranya, siswa akan diminta mengumpulkan data kependudukan. Seperti jumlah pengangguran, anak putus sekolah, dan masalah kependudukan lainnya. “Karena menyangkut kependudukan, tentu siswa terlebih dulu harus memahami apa kependudukan itu. Nah, kami menggandeng kerja sama dengan Disdukcapil yang akan memberikan pemahaman menyangkut kependudukan. Ini sebagai bagian agar siswa memahami kondisi yang ada di sekitar rumahnya,” sebut Abidin. Selain dengan Disdukcapil, pihaknya juga sudah mengagendakan menjalin kerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Instruktur atau pemateri dari BPBD akan memaparkan masalah kebencanaan, dan penanganannya. “Ada banyak hal yang seharusnya peserta didik tahu mengenai kebencanaan, dan bagaimana penanganannya. Kerja sama dengan BPBD ini menjadi terobosan baru sebagai bentuk kesiagaan siswa jika memang terjadi bencana alam. Minimal siswa tahu kalau terjadi bencana alam, harus bagaimana,” ujarnya. Diakui Abidin, jika selama ini siswa di semua jenjang pendidikan belum paham mengenai kebencanaan. Tak heran jika siswa juga awam menyangkut hal ini. Padahal di Jepang, sejak usia dini, anak sudah diberi pengetahuan soal kebencanaan dan bagaimana menyelamatkan diri. “Misalnya ketika terjadi gempa bumi, langkah apa yang harus dilakukan siswa. Kemudian jika terjadi banjir, harus bagaimana. Ini yang akan disampaikan kepada siswa. Dan kami sengaja menggandeng BPBD karena mereka yang sangat paham tentang kebencanaan. Terlebih Kabupaten Kuningan termasuk daerah rawan bencana alam,” imbuhnya. Abidin menambahkan, di samping program SSK, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah instansi pemerintah dan juga kepolisian. Antara lain dengan Dishub, Dinas Koperasi dan UKM, Dinsos PPA, Kodim dan juga Kepolisian. Khusus dengan Dinsos PPA, pihaknya berhasil mengembalikan sebanyak 120 anak usia sekolah kembali menuntut ilmu di sekolah. “Sebanyak 120 anak terpaksa DO dari sekolah lantaran masalah ekonomi. Ada yang bekerja, membantu orang tuanya, dan lainnya. Kemudian kami mencarikan solusinya. Setelah dilakukan pendekatan, akhirnya ke 120 anak itu bersedia sekolah kembali. Kami sangat tidak ingin anak-anak usia sekolah harus bekerja,” pungkasnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: