Tradisi Gentong Haji , Dipercaya Bisa Ademkan Jamaah Haji di Makkah

Tradisi Gentong Haji , Dipercaya Bisa Ademkan Jamaah Haji di Makkah

Ini dia tradisi sebagian masyarakat di jalur pantura saat pelaksanaan ibadah haji. Tradisi itu dinamakan Gentong Haji. Gentong berisi air itu disediakan pihak keluarga. Diletakkan di depan rumah, sejak keberangkatan sampai kepulangan ke tanah air. JAMAL SUTEJA, Cirebon SABTU lalu (29/7) Kartono warga Blok 3 RT 9 RW 5 Desa Kreyo, Kecamatan Klangenan, berangkat menunaikan rukun Islam kelima. Kartono menjadi satu dari empat warga Desa Kreyo yang berkesempatan ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji. Tentu saja, kesempatan beribadah haji merupakan impian bagi setiap muslim. Tak terkecuali Kartono. Dia dilepas dengan suka cita oleh keluarga dan masyarakat setempat. Saat pelaksanaan ibadah haji, ada beberapa tradisi yang dilakukan masyarakat. Salah satunya yakni tradisi Gentong Haji. Gentong itu biasanya disediakan oleh keluarga jamaah haji yang berangkat, diletakkan di depan rumah. Tujuannya agar jamaah haji yang berangkat bisa lebih adem. Saat musim haji, suhu udara di Makkah memang sealu panas. Beda dengan suhu udara di tanah kelahiran. Selain itu, ada harapan apabila bisa \"adem\" saat melaksanakan ibadah haji di Makkah, jamaah haji bisa menjalankan ibadahnya dengan lancar sampai kembali ke rumah. “Di Makkah kan cuaca panas, orang kita gak biasa dengan cuaca panas. Jadi ini sebagai adat istiadat saja yang masih dilakukan turun temurun agar jamaah haji yang berangkat itu bisa lebih adem dan menjalankan ibadah haji dengan lancar,\" jelas Setrum (44), salah seorang tetangga Kartono. Tak hanya untuk manfaat bagi jamaah haji, air yang ada di dalam gentong itu biasanya juga dikonsumsi warga yang lewat depan rumah jamaah haji. Mereka meyakini saat minum air tersebut bisa mendapat berkah. “Dan supaya kita yang belum berangkat haji juga suatu saat bisa ketularan bisa melaksanakan ibadah haji. Karena siapa yang gak mau pergi haji, pasti itu impian semua orang,\" cetusnya. Sanak saudara yang berada di tanah air biasanya mengisi air di gentong itu setiap hari. Tradisi itu sendiri lahir secara turun temurun. Karena menurut kepercayaan orang tua zaman dulu, di mana Makkah yang memiliki suhu udara yang panas dan sebagain besar padang pasir itu, bila ditaruh air gentong di depan atau teras rumah maka jamaah haji bisa lebih merasakan susana adem saat beribadah haji. \"Salah satu tujuannya untuk menghindari cuaca panas,\" tambah Setrum. Gentong itu memang disimpan selama masa ibadah haji. Saat jamaah haji pulang, gentong itu akan dipindahkan. \"Biasanya setelah pulang gentongnya ya dipindahkan, kemudian jamaah haji mengadakan selamatan,\" ujarnya. Tradisi ini, kata dia, hampir dilakukan oleh masyarakat, terutama di daerah pantura. \"Tradisinya udah lama. Turun temurun seperti ini, khususnya pantura. Di Indramayu juga ada,\" sebutnya. Sementara itu, Marini (60), salah seorang kerabat jamaah haji mengatakan dirinya yang selalu mengisi air ke dalam gentong itu setiap hari. Setiap kali ada orang lewat depan rumah, air itu biasanya diminum atau untuk cuci muka. Saking banyaknya warga yang mengunakan air dalam gentong itu, dia sampai mengisi air tersebut sebanyak dua galon per hari. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: