Merebak Pestisida Palsu, Nih Permintaan Para Petani…

Merebak Pestisida Palsu, Nih Permintaan Para Petani…

INDRAMAYU–Petani di wilayah pantura Inbar dibikin resah. Hal ini menyusul dugaan maraknya peredaran obat-obatan pertanian palsu. Pestisida ini bukannya membuat hama dan penyakit pada tanaman padi mati, tapi justru semakin merebak. Karena itu, petani mendesak pihak berwenang untuk memperketat pengawasan obat-obatan pertanian. “Kami minta pengawasannya diperketat. Diselidiki apa benar itu pestisida palsu atau bukan,” pinta Yono, petani asal Kecamatan Patrol, kepada Radar. Dugaan ini bukan tanpa sebab. Di tengah masifnya serangan hama wereng coklat dan Klowor, bertebaran obat-obatan pertanian yang diklaim mampu membunuh hama dan penyakit. Dijual dengan harga sedikit miring, para petani pun tergoda untuk membelinya. Setelah dibeli, obat yang diduga palsu ini disemprotkan ke lahan pertanian mereka. Namun faktanya obat tersebut tak menunjukkan reaksi yang berarti. “Ora ngaruh. Malah hama wereng semakin mengganas. Kalau kualitas dan mutunya terjamin, tidak bakal terjadi kondisi seperti sekarang ini. Masa hama wereng gak berhentihenti,” terangnya. Petani lainnya, Radim membenarkannya. Diapun meminta agar dilakukan upaya serius agar dugaan peredaran obat pertanian palsu dapat ditindaklanjuti oleh pihak yang berkompeten. Seperti yang kerap dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di pasar maupun supermarket setiap menjelang Lebaran. “Nah kalau pengawasan obat pertanian ini wewenangnya siapa?” katanya. Lantaran ketidakpercayaan terhadap obat-obatan pertanian, tambah dia, saat ini banyak petani terpaksa menggunakan cara ekstremuntuk membasmi hama wereng. Yakni dengan menggunakan solar dicampur oli bekas. Pada praktiknya, kedua bahan cair yang mengandung residu berbahaya bagi tanaman maupun tanah ini, disiramkan ke permukaan air lantas menggobyok-gobyok di bawah tunas padi yang masih berumur muda. Setelah wereng mati, air irigasi diganti dengan yang baru. Upaya ini ternyata cukup ampuh, tapi tidak cukup dilakukan satu kali. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: