Demi Belajar, Siswa di Desa Ini Rela Menempuh Perjalanan Jauh

Demi Belajar, Siswa di Desa Ini Rela Menempuh Perjalanan Jauh

KUNINGAN-Perjuangan berat siswa di pelosok untuk menempuh pendidikan yang mumpuni, masih saja terjadi. Misalnya saja di daerah Cipakem, Kecamatan Maleber yang masih merasakan kesulitan jika ingin melanjutkan pendidikan di tingkat SMA/sederajat harus rela menempuh perjalanan panjang. Sebab di Desa Cipakem itu sendiri, hanya ada satu sekolah lanjutan pasca kelulusan SD yaitu MTS Ma’arif Cipakem. Tak kurang dari dua jam jika berjalan kaki, para siswa yang menempuh pendidikan SMA/sederajat harus melintasi jalan berbukit dan cukup terjal. Ditambah jika musim penghujan datang, perjalanan para siswa itu akan lebih berat. Namun, adapula alternative lain yakni menggunakan ojeg atau kendaraan umum. Hanya saja, mereka harus mengeluarkan ongkos tak kurang dari Rp15 ribu sekali jalan. Jika ingin lebih dekat dengan sekolahnya, mereka pun bisa mengontrak rumah atau kost agar lebih cepat datang di sekolah. Namun akan bertambah pula pada biaya pengeluaran untuk kehidupan sehari-hari. Dari kondisi tersebut, Pemerintah Desa Cipakem mencatat siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTA jauh lebih sedikit dari jumlah lulusan. Rata-rata pertahun, hanya 1 dari 15 siswa atau 15 persen, yang mampu melanjutkan pendidikannya. “Kalau lulusan di tingkat SMA/sederajat di sini memang sekitar 15 persen dari jumlah lulusan tingkat SMP/sederajat. Lalu 85 persen lulusan lainnya tersebar ke berbagai aktivitas baik itu merantau, mengikuti rutinitas orang tua bercocok tanam, menjadi tukang ojeg, dan memilih pekerjaan lain,” kata Sekretaris Desa Cipakem, Armansyah. Menurut dia, bagi lulusan SMP/sederajat yang ingin melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, mungkin hanya dari kalangan tertentu saja yang mampu menyekolahkannya. Sebab, sebagian besar kalau kondisi keluarganya kurang mampu hanya cukup menyekolahkan di tingkat SD atau SMP/sederajat. “Tetapi, kondisi itu terjadi sebelum dua tahun terakhir menjelang tahun pelajaran 2016-2017 dan 2017-2018. Untuk dua tahun terakhir ini, jumlah anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTA jauh lebih baik dari beberapa tahun sebelumnya,” katanya. ”Yang kami butuhkan adalah solusi bagaimana para lulusan ini bisa menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi lagi,” sambungnya.(ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: