Aryanto Misel, Profesor Kampung yang Ingin Bertemu Dahlan Iskan

Aryanto Misel, Profesor Kampung yang Ingin Bertemu Dahlan Iskan

Kualitas seseorang akan diuji waktu. Sekolah yang tinggi bukan jaminan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pujiastuti sudah membuktikannya. Untuk melihat bukti lain, di Kabupaten Cirebon pun ada tokoh fenomenal yang berhasil meraih kesuksesan di tengah keterbatasan, tanpa pendidikan tinggi. Laporan: Andri Wiguna, Cirebon SORE itu, seorang pria duduk di depan rumahnya di Dusun 3 RT 20 RW 06, Desa/Kecamatan Lemahabang. Sambil berlindung di tengah rindangnya pepophanan, dia terlihat menghisap dalam-dalam rokoknya. Dia pun sesekali berceloteh dengan rekannya bahwa dia berniat untuk berhenti merokok. Pria tersebut adalah H Aryanto Misel, tokoh nyentrik asli Semarang yang sudah sekitar 30 tahun lebih tinggal di Lemahabang. Bagi sebagain warga sekitar, nama Aryanto bukan tokoh sembarangan. Dia lebih dikenal dengan sebutan profesor kampung yang menelurkan banyak temuan berharga yang bermanfaat. Salah satu temuannya yang fenomenal adalah cairan aditif yang dikemas dalam kemasan botol kecil ukuran 10 ml dengan merek dagang Akashu. Cairan Akashu ini, menurut Aryanto, telah memiliki sertifikat Lemigas sehingga sudah teruji dan tidak merusak mesin kendaraan. “Mungkin yang penjualannya paling fenomenal ya Akashu. Sudah beredar dan dipesan, produksi juga masih kita jalankan sampai sekarang,” ujarnya. Akashu berfungsi untuk menaikkan kadar oktan dalam BBM sehingga tarikan mesin dan penggunaan bahan bakar bisa lebih ditekan. Dijelaskan Aryanto, Akashu bila dicampur dengan premium oktan 88 bisa berubah menjadi 92 setara pertamax. Bila dicampur dengan pertamax, oktan-nya meningkat menjadi 95, setara pertamax plus. Bila dicampur dengan pertamax plus, oktan-nya meningkat menjadi 98. Dan bila dicampur dengan solar biasa, akan menjadi solar super setara cetane 57/60. Temuan lainnya yang sudah hampir diproduksi secara masal adalah Nikuba. Yakni, sebuah alat serupa reaktor untuk memproduksi hidrogen dan membuat irit pemakaian BBM hingga 70 persen. Aryanto tidak sembarang menamai hasil temuannya. Semuanya pasti punya makna dan tentunya unik. Seperti Akashu yang berarti Allah Kuasa Atas Segala Usaha. Lalu Nikuba yang berarti Niku Banyu, yang dalam bahasa Indoensia berarti Itu Air. Menelisik latar belakang Aryanto mungkin tak ada satu pun yang bakal menyangka bakal jadi penemu, bahkan ilmuwan yang punya nama. Pasalnya, Aryanto tidak pernah mengenyam bangku kuliah. Bahkan ijazah terakhirnya pun hanya tamatan SMP. “Saya cabut dari sekolah kelas 3 SMA, saat itu saya terlena dengan dunia kerja, praktis kalau ijazah berarti hanya punya sampai SMP,” katanya. Dia pun sedikit membagi cerita kehidupannya. Saat itu, Aryanto kecil memutuskan merantau ke Jakarta untuk mangadu nasib. “Saya dari keluarga tidak mampu. Jangankan untuk lanjut sekolah, untuk makan saja susah. Akhirnya dengan bekal seadanya dan tanpa memberitahuan orang tua, saya berangkat ke Jakarta tanpa ada kenalan atau kerabat,” paparnya. Dengan menumpang kereta barang dari Semarang, akhirnya Aryanto kecil sampai di Jakarta. Dia akhirnya hidup menggelandang dan tinggal di stasiun kereta. Di sana dia bertahan hidup dengan menyemir sepatu dan berjualan koran. “Tapi saat itu saya sering main ke sekolah. Sering lihat siswa belajar. Akhirnya ada guru yang nawarin sekolah. Saya pun kemudian mengiyakan dan akhirnya lulus di salah satu SD di Jakarta, lanjut SMP pun di Jakarta,” tambahnya. Bakat kejeniusan Aryanto pun sudah terlihat. Tak sedikit teman-temannya yang datang dan ikut belajar bersama dengannya ke stasiun. “Setelah itu ada orang tua siswa yang menawarkan saya untuk tinggal di rumahnya. Saya terima dan akhirnya kehidupan saya banyak berubah dari titik tersebut,” jelasnya. Sambil sekolah, dia sudah bekerja di salah satu toko kimia. Dari toko tersbeut dia akhirnya paham dan mengenal barang-barang, serta mulai menemukan ketertarikan dengan dunia kimia. Perlahan-lahan dia pun mulai hapal istilah kode kimia dan fungsinya. “Saya ini kutu buku. Buku bacaan favorit saya buku kimia. Dari dulu saya penggila buku, sampai sekarang pun masih tetap baca buku. Buku punya peran penting dalam hidup saya,” bebernya. Hingga kini, temuannya sudah berjumlah sekitar 120 buah. Dari barang remeh temeh seperti pembasmi kutu rambut organik, spary anti basah, anti rambat api, reaktor hidrogen, cairan penambah oktan, hingga minyak angin aromatherapy khusus sudah dia produksi. Kini mimpinya tinggal dua yang belum terwujud, yakni membuat spray anti rokok dan bertemu dengan tokoh idolanya. “Saya sudah sering bertemu dengan orang besar. Tapi bertemu dengan orang yang satu ini belum bisa terwujud. Saya ingin sekali bertemu dan berbagi cerita dan masa depan Indonesia,” jelasnya. Tokoh tersebut tak lain adalah Dahlan Iskan. Beberapa cara sudah dia tempuh agar bisa bertemu dengan mantan menteri BUMN tersebut. Namun hingga kini masih belum berhasil. “Itu salah satu keinginan saya yang belum terwujud. Saya yakin Pak Dahlan orang baik, punya visi untuk Indonesia dan tentunya akan banyak hal yang bisa kita lakukan bersama,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: