Tak Senang Warganya Dapat Bantuan, Kepala Desa Emosi dan Marah-Marah

Tak Senang Warganya Dapat Bantuan, Kepala Desa Emosi dan Marah-Marah

KUNINGAN- Kepala Desa Sukaharja Sunandi, menunjukkan sikap  tak biasa setelah Aswadi menerima bantuan dari pemerintah dan sejumlah pihak, kemarin. Sunandi tampak emosi saat Kapolres AKBP Yuldi Yusman SE MSi bersama Kasatlantas AKP Purwadi SH, Baur BPKB, Aiptu H Kamal dan rombongan lainnya menyambangi rumah Aswadi di RT 01/03, Dusun II, Blok Makam. Kedatangan orang nomor satu di Polres Kuningan itu untuk memberikan bantuan sembako bagi keluarga Aswadi yang sudah lima tahun makan nasi aking. Proses penyerahan bantuan berlangsung lancar tanpa hambatan. Usai penyerahan, kapolres diwawancarai oleh wartawan di depan rumah Aswadi, terkait kepedulian terhadap warga miskin. Mendadak Sunandi datang ke lokasi saat kapolres diwawancarai. Tanpa alasan yang jelas, kades yang masih mengenakan batik itu mengeluarkan kata-kata dengan nada marah. “nanaon sih. Aris (menyebut nama seseorang, red), maneh pamawana. Hayangna naon sih? (Bikin ramai di sini, lagi apa maksudnya. Maneh pamawana, maunya apa?)” teriak Sunandi dengan nada tinggi. Kapolres yang mendengar suara keras sekejap menghentikan wawancara. Matanya langsung mencari sumber suara. Bukan hanya kapolres yang kaget, melainkan puluhan warga setempat yang kebetulan ada di lokasi menyaksikan penyerahan bantuan. Seorang anggota polisi dari Polsek Cibingbin dan kepala dusun di desa itu langsung merangkul sang kades yang masih dibalut emosi. Meski sudah ditenangkan, Sunandi masih tetap marah. Kapolres akhirnya meninggalkan lokasi tersebut, dan masih sempat menyalami kades Sukaharja. “Kok pak kades marah? Harusnya senang warganya mendapat perhatian dan bantuan dari luar,” sesal sejumlah warga yang malu melihat kejadian tersebut. Sepanjang jalan menuju jalan, kapolres tak berbicara banyak. Sunandi yang berjalan di belakang kapolres Nampak berhenti dan memegang pagar rumah milik salah seorang warganya. Rupanya tensi darah Kades Sunandi naik. Itu terlihat dari badannya yang gemetar seperti menahan amarah. Ditemani Camat Cibingbin, Bagja Gumelar, menemui kapolres yang akan berangkat ke Kuningan. Sepeninggal kapolres, wajah Sunandi tetap memerah. Dia berdiri cukup lama di depan gang di pemukiman warga tersebut. Radar akhirnya menanyakan perihal kejadian tersebut kepada Sunandi. Dia mengatakan, Aswadi memang warganya dan kondisi ekonominya memprihatinkan. Dia mengaku jika pihak desa sudah memberikan bantuan kepada keluarga Aswadi. Menyangkut rumah yang tidak layak huni yang kini ditempati Aswadi bersama empat anggota keluarganya, Sunandi mengatakan tanah yang di atasnya ada bangunan rumah Aswadi adalah milik desa. “Saya tidak mungkin memperhatikan satu per satu warga Sukaharja. Jumlah penduduk Sukaharja sendiri ada 4 ribu, dan sekitar seribuan kondisi ekonominya memprihatinkan,” kilahnya. Apakah tanah yang ditempati Aswadi akan dihibahkan? Sunandi menegaskan bahwa hal itu tidak bisa dilakukan. Sebab memerlukan proses yang cukup panjang. “Ya tanahnya memang milik desa, tanah pemakaman umum. Rumah Aswadi itu juga dibangun oleh desa. Sulit kalau dihibahkan. Harus menempuh prosedur,” sebut Sunandi. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: