Ada HET Baru, Pengusaha Beras di Indramayu Wait and See

Ada HET Baru, Pengusaha Beras di Indramayu Wait and See

INDRAMAYU–Kementrian Perdagangan RI menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium dan premium yang baru. Untuk wilayah Jawa, harga beras medium dipatok Rp9.450 per kilogram, sedangkan beras premium Rp12.800 per kilogram sampai ke tangan konsumen. Diberlakukan 1 September mendatang, pengusaha beras serta penggilingan padi di wilayah pantura Kabupaten Indramayu memilih untuk wait and see. Mereka belum memutuskan sikap. Apakah menerima atau bakalan kembali menggelar aksi mogok massal seperti yang telah dilakukan sebelumnya. “Masih lihat perkembangan dulu,” ungkap Abah Adnan salah seorang pedagang di kawasan sentra industri beras Karangsinom, Kecamatan Kandanghaur. Menurut dia, dibanding sebelumnya HET beras yang sekarang mengalami kenaikan dan mendekati harapan dari para pengusaha beras. Dengan harga Rp9.450/kg di tangan konsumen, beras medium bisa dijual ke tangan pedagang di kisaran Rp9.000/kg. Daya beli masyarakat terhadap salah satu kebutuhan pokok inipunmenjadi lebih baik. Tapi yang menjadi persoalan, lanjutnya, adalah waktunya yang dianggap kurang tepat. Sebab saat ini khususnya di wilayah pantura Kabupaten Indramayu serta daerah lain sedang memasuki musim paceklik. Imbasnya bahan baku beras yakni gabah tingkat petani justru mengalami lonjakan harga hingga menembus Rp6.000/kg. “Repotnya kan di situ, kalau beli gabahnya sudah tinggi, kita jual beras juga menyesuaikan,” kata dia. Karena itu, sosialisasi HET beras semestinya disampaikan pula kepada para petani supaya tidak menjual gabahnya dengan harga di luar kewajaran. Pemerintah diminta untuk mengendalikan harga gabah di tingkat petani. Dengan demikian harga beras bisa sesuai dengan HET yang telah ditetapkan. Pengusaha beras lainnya, Ruskana menyambut baik patokan harga HET beras yang baru. Tapi diapun akan bersikap seperti para pedagang beras lainnya untuk melihat situasi dan kondisi dilapangan. “Kalau bisa dapat untung ya kita jualan, sebaliknya ya gak. Masa dagang mau rugi. Kita gak mau spekulasi lagi, wong kita jualan juga modalnya utang dari bank. Setiap bulan harus bayar cicilan berikut bunganya,” tandas dia. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: