Asia Pasific Jadi Primadona TKI Cirebon

Asia Pasific Jadi Primadona TKI Cirebon

CIREBON - Sejumlah negara di kawasan Asia Pasific (Apec) menjadi primadona tujuan bekerja para pahlawan devisa negara (TKI) asal Kabupaten Cirebon. Bahkan, sekitar 70-80 persen tenaga kerja asal Kabupaten Cirebon bekerja di kawasan Asia Pasific. Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cirebon Suharto mengatakan, dalam setahun terakhir para TKI maupun TKW asal Kabupaten Cirebon sekitar 70-80 persen bekerja di belahan negara Apec. \"Apec terus jadi negara favorit. Data yang masuk tahun lalu, ada sekitar 10.000 TKI Kabupaten Cirebon yang diberangkatkan, dan sekitar 7.000-nya bekerja di Apec,\" kata Suhartono pada Radar Cirebon.  Adapun negara yang jadi prioritas tujuan tenaga kerja Indonesia ialah Hongkong, Singapura, Taiwan, Vietnam, Korea Selatan dan lain-lain. Menurutnya, alasan para TKI lebih memilih bekerja di negara Asia Fasific lantaran gaji (salary) yang lebih tinggi, tingkat keamanan yang lebih tinggi serta budaya yang mudah diterima masyarakat Indonesia. \"Selain salary yang besar, karena bahasa yang mudah dimengerti. Katanya di negara Asia Pasific orang ramah, kekerabatan, persaudaraan yang lebih kental, dan mudah tersenyum,\" beber Suharto. Pihaknya pun berulangkali mengingatkan masyarakat agar setiap calon TKI yang akan bekerja ke luar negeri, wajib memenuhi persyaratan dokumen lengkap juga mesti melalui PPTKIS yang terdaftar dan diakui Disnakertrans. \"Harus melalui PPTKIS yang terdaftar dan berizin, hal itu agar tidak menumbulkan permasalahan di kemudian hari,\" ungkapnya. Kepala Disnakertrans Kabupaten Cirebon, Abdullah Subandi mengatakan, upaya antisipasi keharusan perlindungan TKI terus dijalankan. Namun ada saja para TKI yang tetap memilih jalan pintas dan tidak prosedural. Karena itu, pihaknya selalu membuka pengaduan permasalahan yang kemudian dilaporkan kepada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). \"Kita tetap upayakan dan terus membantu bagi para TKI yang bermasalah. Persoalan ini sangat kompleks. Ada saja aduan dan problemnya, tapi kita berusaha semaksimal membantu,\" terangnya. Persoalan yang kompleks, kata Abdullah, mulai dari hak-hak TKI yang tidak diberi, disiksa, kabur sebelum masa kontrak habis dan lain-lain. Dia menambahkan, para TKI yang telah sampai di negara tujuan, akhirnya bermasalah, atau disebut ilegal. Dan biasanya yang melakukan demikian kebanyakan dari mantan purna TKI yang sering bolak-balik ke sana. Dan karena merasa berpengalaman, izinnya tidak diperpanjang dan nyari kerja sendiri. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: