Siswa Belajar di Teras

Siswa Belajar di Teras

Bangunan Nyaris Ambruk, Bantuan Belum juga Turun BANTARUJEG - Siswa telantar akibat kerusakan bangunan sekolah kembali terjadi. Kini giliran ratusan murid SDN 2 Cikidang, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka yang terpaksa belajar di teras sekolah akibat bangunan ruang kelas nyaris ambruk akibat lama tak tersentuh perbaikan. Pantauan Radar, kerusakan parah terjadi di tiga ruang kelas yang biasa digunakan kelas 4, 5, dan 6. Bangunan yang telah berusia puluhan tahun itu atapnya jebol, dindingnya retak-retak, kusen jendela kaca dan pintu hancur, serta mayoritas langit-langit runtuh. Begitupun bagian lantainya yang masih menggunakan ubin, sudah banyak yang mengelupas. Dari ketiga kelas yang rusak itu, satu di antaranya, yaitu untuk kelas 6 masih digunakan meski para siswa dan guru dihinggapi kekhawatiran bangunan tiba-tiba ambruk. Untuk kelas 4 dan 5 dipastikan akan bertahan belajar di teras sekolah hingga batas waktu tak tentu, menunggu bantuan APBD atau APBN. Kepala SDN 2 Cikidang, Ahidin SPd mengatakan, sebetulnya kondisi ketiga ruangan kelas ini sudah rusak sejak lama, dan sekarang makin parah saat ada gempa bumi tahun lalu. Bangunan sekolah itu belum tersentuh bantuan perbaikan sejak dibangun belasan bahkan puluhan tahun lalu. Pihak sekolah khawatir dengan kondisi bangunan sekolah yang nyaris ambruk. Karena itu Ahidin berinisiatif mengosongkan dua ruang kelas dan membolehkan penggunaan satu ruang kelas karena kerusakannya belum separah ruang kelas 4 dan 5. “Pascagempa sekolah kami pernah mendapat bantuan dari pemerintah berupa tenda. Saat itu anak didik kami khusususnya kelas 4, 5, dan 6 pernah menempati tenda sebagai ruangan kelas. Namun tidak berlangsung lama, mengingat tenda yang digunakan sering diterpa angin kencang, sehingga dibongkar kembali. Selanjutnya proses belajar mengajar menggunakan satu ruangan kelas yang dianggap bisa digunakan, selebihnya belajar di teras sekolah,” ujarnya kepada Radar, kemarin (31/8). Guna menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM), pihaknya memohon perhatian dan bantuan pemerintah untuk perbaikan. Sebab bila terus menerus belajar di teras sekolah, selain tidak maksimal dalam belajar juga out put-nya tidak akan bagus. “Kami sangat terganggu dengan kondisi ini. Para guru dan siswa tidak nyaman dan tenang dalam proses KBM. Kami sudah mencoba mengusulkan bantuan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka melalui Dinas Pendidikan, namun hingga sampai saat ini belum ada kejelasan,” pungkasnya. (har)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: