Kasihan, 1.500 Murid Santa Maria Cirebon Terdampak Aktivitas Debu Batu Bara

Kasihan, 1.500 Murid Santa Maria Cirebon Terdampak Aktivitas Debu Batu Bara

CIREBON - Sekitar 1.500 murid di sekolah Santa Maria Cirebon terdampak debu batu bara. Sehingga, aktivitas belajar mengajar guru dan murid di luar lingkungan Santa Maria dikurangi. Hal tersebut diungkapkan Ketua Yayasan Santo Dominikus, Sr Maria Albertine kepada radarcirebon, Selasa (29/8). Menurutnya, debu itu kembali dirasakan sejak dua minggu lalu. Bukan hanya mencemari lingkungan, namun debu tersebut menggangu kesehatan tubuh. \"Saya itu jarang sakit. Tapi semenjak aktivitas bongkar muat batu bara dibuka, Saya sering mengalami demam. Sekarang ini saya juga sedang tidak enak badan,\" ujar Maria. Lebih lanjut Maria mengatakan, saat ini murid di sekolahnya belajar di ruang yang tertutup demi terhindar debu bata bara. \"Walau sudah tertutup seperti itu, debu juga masih bisa masuk ke dalam. Karena debunya itu lembut sekali,\" kata Maria. Maria mengaku, setiap tiga bulan pihak Pelindo memasang alat pendeteksi debu di sekitar lingkungan sekolah. Meski begitu, dia tidak pernah mau mengetahui hasil alat kinerja alat tersebut. \"Saya enggak pernah mau tahu hasil dari alat itu, sudah pasti hasilnya bagus. Tapi, bukti secara empiris yang saya lakukan menunjukan bahwa debu semakin parah setiap kali dipasang alat tersebut,\" ungkap Maria. Maria menambahkan, debu batu bara mulai dirasakan sejak 2009. Namun paling dirasakan pada tahun 2012 hingga 2015. \"Sebagai langkah antisipasi, kami meminta kepada seluruh murid di sini untuk menggunakan masker. Kemudian kami juga melakukan penghijuan,\" kata Maria. Maria juga mempertanyakan komitmen pemerintah terhadap kesehatan masyarakat. Karena menurutnya, debu batu bara miliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan. \"Kalau terus dibiarkan, debu ini bisa menjadi pembunuh massal,\" tandas Maria. (fazri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: