Warga Protes, Sampah Belum Dikeruk Bantaran Sungai Sudah Dipagar

Warga Protes, Sampah Belum Dikeruk Bantaran Sungai Sudah Dipagar

CIREBON - Sampah yang menggunung di bantaran Sungai Kriyan sampai saat ini belum teratasi. Anehnya, aspirasi warga untuk adanya pengerukan justru kontradiktif dengan pemasangan pagar dari Kelurahan Jagasatru. “Harusnya kan dikeruk dulu. Kalau sudah bersih baru dipasang pagar. Ini sampahnya masih numpuk tapi languns dipagar,” ujar Ketua RT 05 Pegajahan Selatan, Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan, Nurhatati (45), kepada Radar, Rabu (30/8). Menurut dia, warga sekitar terutama warga RT 05 Pegajahan Selatan Kelurahan Jagasatru menjadi wilayah paling merasakan dampak dari tumpukan sampah Sungai Kriyan. Ia sangat menyayangkan pembangunan pagar itu, karena terbukti tidak menyelesaikan masalah. Dari pengamatan warga setempat, ternyata masih banyak yang membuang sampah ke bantaran sungai. \"Itu sudah ditutup tapi masih banyak juga yang buang sampah, padahal aksesnya ini sudah ditutup pagar besi,\" tuturnya, geram. Nurhatati menyayangkan tidak pekanya pemerintah terhadap persoalan di kawasan itu. Aspirasi untuk adanya pengerukan sejak tiga tahun lalu tak juga dipenuhi. Keinginan warga saat itu disampaikan ke Dians Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR/saat itu berdanama DPUESDM). Kemudian ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP/sekarang DLH). Tapi tak satu pun yang merespons. \"Itu coba dilihat masih ada yang buang sampah,” katanya. Ia mengaku, beragam cara dilakukan warga agar oknum yang buang sampah kapok. Dari teguran halus sampai sindiran. Tapi, hal-hal seperti itu justru seperti tidak mempan. Terkadang hanya jera seketika saja, tapi keesokan harinya tetap mengulangi perbuatannya. \"Tadi siang ada yang buang sampah, sama warga saya lansung disindir. Trik ini lumayan berhasil juga buat malu yang buang di sini,\" terangnya. Saat ini, diakui Hartati, warganya telah banyak yang sadar untuk tidak membuang sampah ke Sungai kriyan. Sebagian mulai membuang sampah di TPS Perumnas guna meminimalisir dampak buruk dari tumpukan sampah kriyan saat ini. \"Dari warga saya sendiri justru banyak yang memilih buang sampah di perum, disanakan rutin diangkut, jadi malah yang buang disini sudah jarang,\" tutupnya. Di tempat terpisah, Camat Lemahwungkuk, Drs M Kusni mengungkapkan, masalah utama penumpukan sungai ada pada kesadaran masyarakat. Kusni mengakui, banyak warganya yang membuang sampah di sungai. Padahal, di setiap RW ada petugas pengangkut sampah. Namun, kehadiran petugas yang dibayar dari iuran warga itu tidak dimanfaatkan dengan baik. Untuk sampah yang menumpuk di pinggir Sungai Kriyan, sebetulnya ada di perbatasan Kecamatan Pekalipan dan Lemahwungkuk. Tapi, di titik lain sekitar Sungai Kriyan yang masuk wilayah Kecamatan Lemahwungkuk, memang masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan di sungai. (myg/ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: