Keraton Kacirebonan Punya Tradisi dan Makanan Khas
KERATON Kacirebonan banyak menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti keris, wayang, perlengkapan perang, gamelan, dan lain-lain. Seperti halnya Keraton Kasepuhan dan Kanoman, Kecirebonan pun tetap menjaga, melestarikan, serta melaksanakan kebiasaan seperti Upacara Adat Panjang Jimat. \"Akan lebih menarik jika kunjungan bersamaan dengan acara adat atau pagelaran budaya. Jadi, kita bisa menyaksikan upacara adat yang sudah berlangsung turun temurun serta pertunjukan seni budaya,\" ujar Sultan Kacirebonan IX, Pangeran Raja Abdul Ghani Natadiningrat. Di Keraton Kacirebon terdapat tradisi tahunan seperti Syuraan, Syafaran, Muludan, Rajaban, Rowahan, Tarawehan, Likuran, Tadarusan di bulan Ramadan, Grebeg Syawal (Idul Fitri) dan Raya Agungan (Idul Adha). Puncaknya adalah Panjang Jimat yang dilakukan setiap 12 Rabiul Awwal bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain terdapat tradisi, Keraton Kacirebonan juga memiliki makanan khas, yakni Nasi Bogana. Dijelaskan Sultan, Nasi Bogana berasal dari bahasa Sunda yaitu ‘saboga-bogana’ yang berarti seadanya. \"Kalau dilihat dari filosofis, artinya menunjukkan nilai-nilai kesahajaan atau kesederhanaan bahwa dengan lauk seadanya kita masih bisa menikmatinya,\" ujarnya. Seperti yang diketahui, Nasi Bogana terdiri dari beras, kelapa parut, kunyit, tempe, tahu, cabai merah dan hijau. Namun seiring berjalannya waktu, sudah dimodifikasi dengan tambahan lauk lainnya, di antaranya telor dan daging ayam. (mik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: