Penuhi Kebutuhan Sehari-hari, Warga Desa Geyongan Harus Beli Air Sungai

Penuhi Kebutuhan Sehari-hari, Warga Desa Geyongan Harus Beli Air Sungai

CIREBON - Karena kekeringan, warga Blok Dukuh Pace, Desa Geyongan, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, terpaksa harus membeli air sungai dari desa tetangga untuk mengisi sumur. Hal itu merupakan dampak langsung dari musim kemarau tahun ini. Nyaris semua rumah warga di blok itu tidak memiliki air bersih dari PDAM. Untuk memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan sehari-harinya, warga hanya mengandalkan air sumur yang mereka gali di setiap rumah masing-masing. Pada saat musim hujan, sumur mereka tidak ada masalah. Namun, saat musim kemarau berkepanjangan seperti saat ini, nyaris semua sumur warga mengalami kekeringan. Sehingga menghambat aktivitas sehari-hari warga. \"Kita sumurnya sudah kering, sehingga harus diisi melalui air sungai Desa Walahar, Kecamatan Gempol yang masih mengalir. Kemudian melalui saluran yang ada di sawah dialirkan ke penampungan air kita, kemudian ke sumur,\" kata Udin (31), salah satu warga Blok Dukuh Pace. \"Tetapi air dari sungai itu tidak gratis. Kita membeli setiap kali air mengalir ke Blok Dukuh Pace, dengan membayar uang Rp 10.000 per sumur. Kemudian kita bayarkan ke aparat desa atau RT Blok Dukuh Pace,\" ujarnya lagi. Meskipun bayar Rp 10.000 untuk mendapatkan air dari sungai tersebut, tapi warga tidak bisa setiap hari bisa mengisi sumur. Karena aliran air yang menuju Blok Dukuh Pace hanya bisa mengalir pada hari Minggu. Warga harus menunggu sampai tujuh hari untuk bisa mengisi sumur tersebut. Sehingga warga pun terpaksa harus menghemat keperluan air untuk kebutuhan sehari-hari. \"Karena bergiliran untuk mengairi sawah, jadi kita harus menunggu seminggu sekali untuk mengisi sumur,\" kata Udin. Kelangkaan air yang terjadi di Blok Dukuh Pace Desa Geyongan ini terjadi selama dua bulan terakhir. \"Kalau enggak ada hujan, sawah kita kering, sumur juga kekeringan,\" katanya. (cecep)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: