Petraeus Bersaksi soal Benghazi

Petraeus Bersaksi soal Benghazi

WASHINGTON- Sepekan setelah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur CIA, David Petraeus kembali ke Capitol Hill kemarin (16/11). Jenderal 60 tahun yang tersandung skandal perselingkuhan itu jelas tidak akan bekerja lagi. Tetapi, dia harus bersaksi di hadapan Komite Intelijen Parlemen AS mengenai insiden Benghazi. Saat insiden di Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat (AS) di Kota Benghazi, Libya tersebut terjadi pada 11 September lalu, Petraeus masih menjabat sebagai direktur CIA. Saat itu dia terbang ke Libya untuk melakukan investigasi. Dia juga mewawancarai beberapa saksi soal insiden yang menewaskan Christopher Stevens, duta besar AS untuk Libya, dan tiga staf lainnya tersebut. \"Saya ingin mendengar langsung keterangan dari dia (Petraeus) tentang insiden itu dan apa yang membuat penyelidikan berjalan sangat lamban,\" ujar Adam Schiff, anggota parlemen asal Negara Bagian California dari kubu Partai Demokrat. Sebagai anggota komite intelijen di parlemen, dia menyatakan berhak mendapatkan keterangan sebanyak-banyaknya dari suami Hollister \"Holly\" Knowlton itu. Mengenai jadwal interogasi yang berbarengan dengan penyelidikan FBI atas skandal cinta Petraeus, Schiff yakin tidak ada masalah. Apalagi, tokoh yang sudah mengabdi selama 37 tahun dalam kemiliteran tersebut telah mengakui perselingkuhannya. Penyelidikan yang kini berlangsung cenderung mengarah pada ada atau tidaknya rahasia negara yang bocor ke Paula Broadwell (40), perempuan selingkuhan Petraeus. \"Saya rasa, dia (Petraeus) adalah sosok pria yang tegar. Saya yakin, dia akan bekerja sama dengan kami dan mampu memberikan informasi yang kami butuhkan,\" tutur Schiff. Pada Kamis malam waktu setempat (15/11), komite intelijen telah mewawancarai sejumlah petinggi intelijen dan pejabat keamanan. Mereka berusaha mencari tahu informasi yang diketahui intelijen AS soal serangan maut itu. Sebab, kabarnya intelijen AS sudah mendengar soal rencana serangan tersebut jauh sebelum kelompok militan Libya menggempur Konjen AS September lalu. Selain melakukan wawancara, komite intelijen menyaksikan rekaman video dari kamera CCTV konjen. Mereka juga mengamati gambar yang terekam melalui satelit pengintai pesawat tanpa awak, Predator, milik CIA. \"Kami perlu mewawancarai Petraeus, karena dialah yang berkunjung ke Libya pascainsiden dan bertemu dengan para saksi,\" ungkap Dianne Feinstein, ketua komite intelijen, kepada Senat AS. Selain Direktur Badan Intelijen Nasional James Clapper, komite intelijen mengundang Michael Morell yang kini menjabat sebagai direktur sementara CIA. Menjelang wawancara dengan komite intelijen, CIA merilis keterangan resmi yang menyatakan bahwa badan intelijen pusat itu akan memperbaiki kinerja mereka. Tetapi, CIA tidak sedikit pun menyinggung soal skandal perselingkuhan Petraeus. \"Jika ada pelajaran berharga dari kasus ini, kami akan menggunakannya sebagai bahan untuk memperbaiki kinerja kami. Namun, kami tidak akan mendahului penyelidikan atau berasumsi tentang apa pun soal investigasi yang masih berjalan ini,\" terang CIA dalam pernyataan resminya Kamis lalu. Bersamaan dengan itu, Petraeus melakukan wawancara perdana dengan media setelah tidak lagi menjabat sebagai direktur CIA. Kepada CNN, dia menegaskan tak pernah membocorkan informasi rahasia apa pun kepada Broadwell. Petraeus menjamin, sampai hubungan terlarangnya berakhir sekitar empat bulan lalu, Broadwell tidak mengetahui apa pun soal informasi intelijen. Sebelumnya, Broadwell mengatakan hal senada. Dia mengaku tidak mendapatkan bocoran apa pun tentang keamanan negara atau informasi intelijen dari Petraeus. Namun, FBI tidak begitu saja memercayai keterangan dua insan yang sempat menjalin hubungan cinta itu. Apalagi, saat menggeledah kediaman Broadwell, FBI menemukan beberapa informasi rahasia di komputernya. Beberapa waktu lalu, saat berpidato di University of Denver, Broadwell yang merupakan penulis biografi Petraeus, All In: The Education of General David Petraeus, tersebut sempat mengungkapkan sebuah rahasia. Ketika itu dia mengatakan bahwa serangan militan Libya ke Konjen AS di Benghazi tersebut dipicu oleh CIA. Konon CIA menggunakan salah satu ruang di kompleks Konjen AS sebagai penjara rahasia. (AP/AFP/BBC/hep/c8/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: