Bupati Prihatin Ada Teroris Asal Majalengka
MAJALENGKA-Bupati Majalengka DR H Sutrisno MSi merasa prihatin ditangkapnya salah satu warga Burujul Wetan Jatiwangi, terkait dugaan aksi teror saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke kota Cirebon. Menurut bupati, hal ini jadi bahan perhatian khusus pihaknya untuk terus memupuk jiwa nasionalisme masyarakat. “Kalau ternyata informasi itu benar, tentu saja saya merasa sangat prihatin. Majalengka yang damai dan kondusif mesti dinodai perbuatan seperti ini,” ujar bupati. Upaya Pemkab Majalengka dan unsur Muspida untuk terus memelihara empat pilar kebangsaan di benak masyarakat Majalengka sudah sangat maksimal, bahkan di setiap agenda dia selalu mengisi pidatonya dengan hal-hal yang bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme. Pidato tersebut disampaikan secara langsung dan konkret, juga menggunakan analogi dan pendekatan yang mudah dicerna masyarakat. Hal tersebut juga dipandang sebagai salah satu bagian dari kewajibannya dan jajarannya selaku penyelenggara negara dan penyelenggara pemerintahan di tingkat daerah hingga lapisan paling bawah. Adapun jika di masyarakat terdapat hal-hal yang kurang sepemahaman, itupun sudah coba diluruskan dengan membukakan ruang dialog menginventarisasi keinginan masyarakat untuk diselesaikan oleh pemerintah. Bukannya menempuh jalan radikal yang justru bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. “Selama ini saya beserta Muspida merasa sudah maksimal menanamkan pemahaman empat pilar kebangsaan kepada semua lapisan masyarakat. Kita harus paham bahwa hidup di Indonesia negara yang pluralis adalah sebuah berkah. Kalau ada yang kurang sreg dan punya persoalan pribadi, jangan pake jalan radikal. Silahkan sampaikan ke pemerintah maunya seperti apa,” terangnya. Bisa saja paham radikal yang masuk ke sebagian kecil masyarakat tersebut datangnya justru dari pengaruh luar. Misalnya pengaruh pergaulan dari daerah lain atau dari negara lain, sehingga menggoyahkan jiwa kebanggaan yang sudah tertanam sebelumnya sampai terjerumus pada paham dan aliran yang radikal. “Faktornya kan banyak, bisa karena ketidakpahaman, wawasan dalam pendidikan, atau juga pengaruh dari luar. Akan terus kita upayakan langkah menanamkan jiwa kebangsaan hingga ke aparatur di desa-desa dan RT harus ikut berperan, ini demi terjaganya keutuhan empat pilar kebangsaan kita,” imbuhnya. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: