SDN 17 Kuningan akan Direlokasi, Orang Tua dan Alumni Protes Keras
KUNINGAN – Wacana relokasi gedung SDN 17 Kuningan yang berlokasi di Jl Siliwangi, tepatnya di seberang Hotel Grand Purnama, kembali mencuat. Relokasi akan dilakukan karena dipandang keberadaan sekolah tersebut saat ini kerap mengganggu lalu lintas. Atas rencana tersebut, para orang tua siswa langsung bereaksi keras dan menolak rencana pemerintah untuk merelokasi SDN 17 Kuningan ke Jalan Baru Awirarangan. Mereka beralasan, sekolah tersebut memiliki sejarah yang mestinya harus dijaga kelestariannya. Para orang tua ini pun telah menyampaikan aspirasi penolakan tersebut kepada pihak sekolah. Jika aspirasi orang tua siswa ini tidak diindahkan, mereka pun mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran, baik ke pemda maupun ke DPRD. Indah, salah seorang orang tua siswa SDN 17 Kuningan sangat keberatan jika sekolah tempat anaknya saat ini akan direlokasi. Selain karena Jalan Baru Awirarangan tidak dilewati angkutan umum, sebagai alumni SDN 17 Kuningan, sangat berharap agar bangunan sekolah tersebut dilindungi. “Saya beserta keluarga besar dulu sekolah di sini. Kalau dipindah ke Jalan Baru Awirarangan, menurut saya jangan. Di sana tidak dilewati angkutan umum. Sayang kalau sekolah ini dibongkar, apalagi sudah termasuk bangunan lama yang seharusnya dilindungi,” ketusnya, Kamis (28/9). Menurut Indah, jika alasan relokasi SDN 17 Kuningan hanya karena macet, menurutnya sangat tidak berdasar. Apalagi, berdasarkan informasi yang diterimanya, pembongkaran SDN 17 dilakukan untuk kemudian dibuat lahan parkir. “Aneh, bagaimana bisa sekolah yang memiliki sejarah ini direlokasi hanya untuk lahan parkir? Masa parkir lebih penting dibanding dengan pendidikan untuk anak bangsa!” sindirnya. Jika alasannya macet, sambung Indah, maka semua sekolah yang berada di Jl Siliwangi mestinya diperlakukan sama. Karena sama-sama menyebabkan kemacetan. Misalnya SMPN 1 Kuningan, SMAN 1 Kuningan, dan sekolah lainnya juga sama. Bahkan di mana-mana juga, jika ada sekolah pasti akan macet. “Kalau dilihat, bukan sekolah yang menjadi alasan macet, tapi angkutan kota yang sembarangan berhenti di tengah jalan saat bubar sekolah,” tambahnya. Hal senada disampaikan alumni SDN 17 angkatan tahun 1976, Dedi Effendi. Dia bersama alumni lainnya menolak rencana relokasi bangunan yang dulu pernah dia singgahi selama 6 tahun untuk mengenyam pendidikan. Selain sekolah tersebut bersejarah, SDN 17 merupakan sekolah favorit di Kuningan. Dia juga sudah menerima laporan dari orang tua murid, jika SDN 17 direlokasi, anaknya akan dipindahkan ke sekolah lain. “Jadi, percuma sekolah dibangun baru, tapi tidak ada muridnya, mubazir karena muridnya tidak ada. Saya mengimbau agar rencana relokasi SDN 17 dikaji ulang. Kasihan mereka, terombang ambing dengan rencana relokasi tersebut,” saran Dedi. Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari pihak sekolah maupun Pemda Kuningan terkait wacana relokasi SDN 17 yang kembali mencuat dan meresahkan orang tua siswa. Hanya saja, rencana tersebut pun sebelumnya sempat mencuat ke publik dan mendapatkan reaksi yang sama. (muh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: