PPN Kejawanan Belum Dioptimalkan, Perahu 100 GT Sulit Masuk
CIREBON - Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan masih belum dioptimalkan. Pasalnya, perahu nelayan dengan kapasitas di atas 100 gross ton (GT), tidak bisa berlabuh karena perairan terlalu dangkal. “Untuk bisa masuk PPN Kejawanan hasil tangkapan harus terlebih dahulu dikurangi,” ujar ABK kapal tangkap, Sahlan. Berdasar pengalamannya, untuk membawa muatan ikan 20 ton perahu juga sering tidak bisa sandar. Terkadang harus menunggu air pasang untuk bisa mencapai dermaga. Oleh karena itu, mayoritas perahu-perahu pencari ikan di PPN Kejawanan maksimal di atas 30 GT. “Perairannya dangkal, jadi beberapa jenis ikan saja yang bisa bongkar di sini. Paling cumi, ikan layang, ikan tongkol,” katanya. Sahlan yang merupakan ABK asal Jakarta mengaku sesekali ke PPN Kejawanan untuk mendaratkan ikan, sambil memperbaiki perahu dan alat tangkap. Apalagi belakangan ini cuaca di laut kurang bagus untuk menangkap ikan. Hal ini lantaran angin kencang yang bertiup. “Kami harus berhenti dulu ketika ada angin kencang. Mampir ke Kejawanan,” katanya. Dari pantauan wartawan di lapangan, nelayan di PPN Kejawanan sendiri banyak yang mencari ikan hingga ke wilayah perairan Kalimantan, Merauke hingga Natuna. Awak kapal dalam satu perahu sendiri berkisar 40 orang. Dalam satu kali berlayar mereka bisa menghabiskan waktu hingga enam bulan. Dalam satu bulan biasanya hasil tangkapan bervariatif, mulai dari 50 ton hingga 60 ton. Bergantung dari hasil tangkapan dan juga cuaca saat menangkap ikan. Sementara itu, awak nelayan lainnya, Rusli juga mengatakan, selain dangkal perairan di Cirebon berlumpur. Dia sendiri berharap agar ada perbaikan pelabuhan perikanan supaya kapal nelayan tidak kandas saat berlabuh. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: