Timnas Indonesia Perkasa Kalahkan Kamboja, Ini Evaluasi Luis Milla dan Indra Sjafri

Timnas Indonesia Perkasa Kalahkan Kamboja, Ini Evaluasi Luis Milla dan Indra Sjafri

BEKASI - Timnas Indonesia menang atas timnas Kamboja 3-1 laga persahabatan di Stadion Patriot Candrabhaga, Rabu (4/10) malam. Timnas Indonesia U-19 versus Kamboja U-19 juga lebih dulu menang dengan skor 2-0. Namun, pelatih timnas Indonesia, Luis Milla masih belum puas dengan permainan anak asuhnya. Menurut Milla, masih ada beberapa organisasi permainan yang wajib diperbaiki. Pelatih asal Spanyol itu mengakui kalau babak pertama Timnas Indonesia tampil menguasai. Namun, pada babak kedua, permainannya tampak melorot. \"Kami melakukan yang diinginkan dengan baik pada babak pertama. Namun, organisasi permainan Timnas Indonesia di babak kedua harus diperbaiki,\" ungkap Milla. Hal itu dimaklumi mantan pemain Real Madrid itu. Sebab memang, pada paruh kedua dia beberapa kali melakukan perubahan di Timnas Indonesia. \"Secara keseluruhan kami senang. Ide awal pertandingan persahabatan ini memang fokus dengan pemain muda karena saya cukup kenal beberapa pemain muda yang bekerja sama dalam 7 bulan terakhir,\" papar dia. Semua pemain muda yang sudah dicobanya memiliki sikap yang bagus. Hal inilah yang diinginkan Luis Milla. \"Saya beruntung bisa menganalisis pertandingan bersama pemain muda dari seleksi sampai terpilih. Semua yang saya panggil melakukan yang terbaik dan buktikan kelayakannya,\" tandas dia. Sementara itu, Indra Sjafri, pelatih Timnas Indonesia U-19, sepertinya harus memperkuat lagi karakter bermain anak asuhnya. Ya, pertandingan uji coba melawan Kamboja U-19 di Stadion Patriot, Bekasi, tadi malam, cukup menunjukkan bahwa tim dengan julukan Garuda Nusantara itu belum mampu mempertahankan performa terbaik seperti tampil di Piala AFF U-19 2017, di Myanmar lalu. Dalam pertandingan yang disaksikan oleh 5 ribu penonton secara langsung itu, Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan bermain jauh dari kata bagus. Kesalahan mendasar seperti akurasi umpan yang buruk dan cara menciptakan peluang yang minim kreasi membuat mereka tampil monoton dan sangat membosankan. Hasilnya, tim yang finis di peringkat ketiga Piala AFF U-19 di Myanmar pertengahan September lalu itu, harus membutuhkan waktu 86 menit untuk bisa membobol gawang tim tamu. Dan, gol pembuka tersebut dicetak oleh jebolan pondok pesantren, Rafli Mursalim yang masuk menggantikan Hanis Saghara di menit ke-46. Gol Rafli tersebut cukup memancing Kamboja yang sejak babak pertama bermain bertahan itu, untuk bermain menyerang untuk mengejar ketertinggalan. Hasilnya, tiga menit kemudian, Timnas U-19 berhasil mempertebal keunggulan lewat Egy Maulana saat pertandingan sudah memasuki masa injury time. Sejatinya, sebelum pertandingan berakhir, Timnas U-19 mendapatkan peluang untuk mengakhiri pertandingan tersebut dengan skor 3-0. Itu setelah wasit Teetichai Nuarjan asal Thailand memberikan hadiah penalti bagi Indonesia di menit 90+3 setelah Egy dijatuhkan oleh kiper Kamboja, Chea Vansak di dalam kotak terlarang. Sayang, Saddil Ramdani gagal menjalankan tugasnya. Bola hasil sepakannya berhasil diblok oleh Vansak. \"Saya akui bahwa Kamboja memberikan kesulitan kepada kami sepanjang pertandingan tadi. Itu karena mereka sepertinya sudah sangat paham dengan permainan kami,\" kata Indra setelah pertandingan. \"Tapi setelah ketinggalan, mereka berani keluar. Kalo ada waktu 5-10 menit mungkin banyak gol bisa terjadi,\" ujar mantan pelatih Bali United itu. Menurut dia, tantangan yang diberikan oleh Kamboja tersebut tidak jauh berbeda dengan Vietnam U-19 yang mereka lawan di Piala AFF U-19 lalu.  Hanya saja, lanjut Indra, Vietnam memiliki skill individu yang jauh lebih baik dari Kamboja. \"Tapi, saya berterima kasih kepada para pemain. Mereka mampu mencari solusi atas masalah yang mereka hadapi di lapangan,\" imbuhnya. Sama dengan Indra, Egy juga mengakui bahwa mereka kesulitan membongkar pertahanan lawan dengan banyak pemain menumpuk di lini pertahanan tersebut. \"Tapi, ini semua karena kami terlalu terburu-buru untuk mencetak banyak gol. Jadi, banyak peluang tidak bisa dimaksimalkan menjadi gol,\" ungkap pemain jebolan PPLP Ragunan, Jakarta itu. Di sisi lain, Kazuniri Inoue, pelatih Kamboja U-19, mengungkapkan bahwa, mereka sejatinya sudah mampu bermain secara kosisten untuk membendung formasi serangan dari Indonesia. \"Namun, saya akui bahwa Indonesia bermain jauh lebih baik dengan tiada henti memberikan tekanan kepada kami,\" sesalnya. (ies/ben/JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: