Fotografer Sumeks Dipukuli Oknum TNI

Fotografer Sumeks Dipukuli Oknum TNI

PALEMBANG- Fotografer harian Sumatera Ekspres (Sumeks)  Kris Samiaji harus dibawa ke RS Bhayangkara Palembang untuk mendapatkan pengobatan akibat pukulan oknum TNI AU. Kejadian itu terjadi ketika Kris Samiaji memotret bentrok warga dan anggota TNI AU di lahan sengketa yang ada di sekitar Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, kemarin. Kris dibuat tidak berdaya di lokasi kejadian. Meski sudah menunjukkan tanda pengenal pers, dia tetap dipukuli. ”Saya sudah menunjukan kartu tanda pengenal pers tapi tak digubris mereka. Saya tetap saja dipukul dan alat kerja saya ditarik anggota TNI AU. Beruntung saya pertahankan,” cerita Kris. Sementara di lokasi yang sama beberapa jurnalis yang sedang melakukan tugas peliputan juga tak luput dari intimidasi. Adi Kurniawan, salah seorang wartawan berita pagi mengaku ditahan beberapa menit oleh petugas TNI AU dan menyuruh menghapus foto dan video yang ada di BlackBerry miliknya. Sementara Kepala Pusat Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Asman Yunus mengaku terkejut mendengar kabar ada lagi anggota TNI AU memukul dua wartawan di Palembang. Ia baru mendapat laporan setelah dihubungi wartawan koran ini tentang adanya bentrokan di Palembang yang berujung pada pemukulan terhadap wartawan. Terkait itu, Asman membenarkan adanya anggotanya yang mendorong wartawan bernama Kris Samiaji. Namun adanya pemukulam dibantahnya. Jika memang terbukti anggota TNI AU sengaja melakukan pemukulan kepada wartawan, pasti Mabes TNI AU akan memprosesnya secara hukum. \"Memang ada yang mendorong wartawan tersebut. Tetapi kalau pemukulan itu tidak ada,\" katanya. Alasan anggota mendorong wartawan karena ada mobil yang hendak menabrak arah kerumunan anggota dan wartawan. Bisa saja, katanya, ada pihak warga yang ingin memukul anggota TNI namun menyasar ke wartawan. Dalam situasi bentrok massa seperti itu, lanjut Asman, siapa yang memukul dan siapa yang dipukul tidak dapat diprediksi. \"Kalau dalam situasi bentrok dan kacau, memang agak susah untuk membedakan mana yang wartawan dan bukan,\" ungkapnya. Namun Asman menegaskan, TNI AU tidak pernah berniat untuk melakukan kekerasan terhadap wartawan. Karena ia memandang pers adalah mitra TNI dalam mengamankan kesatuan Indonesia. Meski demikian, ia mempersilakan Kris dan rekannya jika ingin melaporkan ke polisi terkait kekerasan yang dialaminya. \"Kami persilakan jika ia (Kris) ingin melaporkan ke polisi. Kami tidak akan melarangnya,\" kata Asman. Asman sendiri berjanji akan memproses hukum jika ada anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap wartawan. \"Pasti, kita akan proses hukum jika anggota terbukti melakukan kekerasan,\" lanjutnya. Pihaknya pun mengaku tetap akan menyelidiki terkait pemukulan yang dilakukan terhadap wartawan tersebut. (nni/ran)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: