Melebih-lebihkan Banjir Pangandaran

Melebih-lebihkan Banjir Pangandaran

FOTO-foto hoax kembali menyertai kabar tentang bencana di tanah air. Kali ini kabar terkait dengan banjir yang menerjang Pangandaran pada Sabtu (7/10). Sejumlah foto banjir dan longsor di luar negeri dibuat seolah-oleh merupakan kejadian di Pangandaran. Beberapa jam setelah banjir menerjang Pangandaran, informasi bencana memang menyebar cepat di media sosial. Mulai di Twitter, Facebook, hingga pesan berantai di grup-grup chatting. Banyak foto yang disebar. Beberapa foto memang asli. Namun, beberapa lainnya palsu. Foto palsu yang pertama adalah gambar longsor. Foto itu menggambarkan rumah-rumah di kawasan tebing yang terserang longsor. Lalu, di bawahnya terdapat belasan rumah yang terendam banjir. Ternyata foto tersebut merupakan hasil olah digital (penggabungan dua foto berbeda). Foto itu aslinya dijepret fotografer Reuters bernama Bruno Domingos. Foto aslinya hanya menampakkan rumah-rumah di kawasan tebing yang terserang longsor. Tidak ada penampakan rumah-rumah di bawahnya yang terendam air. Bruno Domingos mengambil foto tersebut dari udara. Saat itu dia meliput banjir dan longsor yang terjadi di Teresopolis pada 12 Januari 2011. Teresopolis adalah kawasan dataran tinggi yang tidak jauh dari Rio de Janeiro, Brasil. Puluhan orang dinyatakan tewas dalam bencana longsor ketika itu. Anda bisa melihat karya Bruno Domingos tersebut lewat pictures.reuters.com. Di menu pencarian, ketik Bruno Domingos, lalu pilih opsi filter topics Disaster dan regions Brazil. Foto yang diklaim kejadian di Pangandaran itu berada di halaman dua. Jawa Pos berupaya mencari foto lain yang digunakan sebagai penggabungan olah digital. Yakni, foto dari udara yang menggambarkan rumah-rumah terendam banjir. Ternyata foto itu juga milik Reuters. Namun, kejadiannya berbeda. Foto banjir tersebut dijepret pada 21 Juni 2010 saat terjadi banjir di kawasan Jacuipe, timur laut Negara Bagian Alagoas, Brasil. Foto dari udara itu diambil fotografer Reuters, Thiago Sampaio. Nah, foto Sampaio dan Domingos itulah yang disatukan, kemudian disebarkan sebagai kejadian banjir Pangandaran. Foto lain yang disebarkan sebagai kejadian di Pangandaran adalah penampakan banjir dari udara. Dalam foto tersebut, terdapat gambar rumah dan bangunan tinggi yang terendam banjir. Salah satu bangunan tinggi itu bercat biru muda. Setelah ditelusuri, ternyata foto tersebut menggambarkan kejadian di Sri Lanka. Foto itu milik Associated Press (AP) Photo dan dijepret fotografer AP, Rukmal Gamage. Ketika itu Rukmal meliput banjir dan longsor di Kiriella, Distrik Ratnapura, Sri Lanka, pada 27 Mei 2017. “Jumlah korban tewas meningkat menjadi 146 orang dan 112 orang lainnya hilang,” tulis Rukmal dalam caption fotonya. Akun Biro Multimedia Divisi Humas Polri juga telah menyatakan dua foto di atas hoax. Cuma, mereka tidak menjelaskan asal usul foto hoax tersebut. “Sobat netizen…telah beredar luas foto di masyarakat mengenai kondisi banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, adalah hoax. Be smart netizen.” Begitu isi pengumuman Biro Multimedia Divisi Humas Polri. Jadi, sekali lagi jangan mudah menyebarkan informasi yang belum akurat ya. Sebelum menyebar, luangkan waktu sejenak untuk mencari akurasinya. (gun/eko/c14/fat) FAKTA: - Kejadian banjir Pangandaran memang ada. Namun, dua foto yang tersebar bukan kejadian Pangandaran, melainkan bencana di Brasil dan Sri Lanka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: