Harga Anjlok, Petani Bawang Enggan Menjual Hasil Panen
MAJALENGKA - Para petani bawang merah di Desa Beber, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka mengeluhkan harga yang turun drastis. Saat ini harga bawang di tingkat petani mencapai Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu per kilogram. Padahal panen sebelumnya harga bawang di tingkat petani masih Rp 10.500 hingga Rp 11 ribu per kilogram. Salah seorang petani, Asep (43) mengeluhkan anjloknya harga bawang. Menurutnya, para petani sudah melakukan upaya ekstra agar hasil panen maksimal dan tergolong bagus saat kondisi cuaca kurang bersahabat. Tetapi upaya mereka tidak berbanding lurus dengan harga bawang merah. “Padahal curah hujan beberapa hari terakhir ini berdampak terhadap hasil panen yang bisa berakibat kerugian besar. Padahal kita sudah berupaya menjaga kualitas tetap baik meski kuantitas panen turun,” kata Asep mengeluh, Senin (9/10). Saat menanam bawang di lahan seluas sekitar 1 hektare, para petani mengeluarkan modal puluhan juta. Namun hasil yang didapat sedikit menurun, biasanya mencapai lebih dari 9 ton per hekitare kali ini maksimal hanya 9 ton. Cuaca buruk menjadi faktor utama penurunan kuantitas panen. Petani lainnya, Nurhakim juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya pemerintah harus mengambil tindakan menstabilkan harga bawang, terutama dengan tidak mengurangi harga jual panen kepada para tengkulak maupun pasar tradisional yang biasa menerima bawang dari petani Desa Beber. Meski sempat dilanda hujan, namun tahun ini cuaca cukup bagus. Sementara tahun lalu meski cuaca buruk tetapi harga bawang merah di tingkat petani masih tergolong baik. Para petani terpaksa menyimpan hasil panen di gudang sambil menunggu harga membaik. “Saya khawatir dengan terus turunnya harga bawang merah. Anjloknya harga bawang merah membuat banyak petani menahan diri untuk menjual ke para tengkulak maupun pasar tradisional,” ujar mantan Kades Beber itu. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: