Bendung Karet Tawangsari Jebol, Pertanian dan Air Baku PDAM Terancam

Bendung Karet Tawangsari Jebol, Pertanian dan Air Baku PDAM Terancam

CIREBON- Bendung Karet Tawangsari di Desa Tawangsari, Losari jebol. Akibatnya, bendung yang memisahkan air laut dan air tawar dari Sungai Cisanggarung tersebut, tidak bisa menahan limpasan air laut yang kemudian masuk ke dalam sisi sungai yang berair tawar. Padahal tak jauh dari lokasi bendung tersebut, terdapat water treatment plane milik PDAM yang mengambil air bakunya dari Sungai Cisanggarung untuk didistribusikan ke wilayah Losari, Gebang dan Babakan. Awalnya, hanya satu dari tiga bagian Bendung Karet yang rusak dan bocor. Titik tersebut berada di sisi paling selatan Sungai Cisanggarung. Menurut keterangan OP Bendung Tawangsari, Ranto, kerusakan pada sisi selatan bendung tersebut sudah terjadi berbulan-bulan yang lalu. Namun saat itu tidak ada masalah karena air dari laut tidak sampai naik dan arus dari sungai masih besar. Puncaknya, menurut Ranto, terjadi kemarin malam. Ada banjir kiriman yang datang tiba-tiba hingga membuat Bendung Tawangsari tidak bisa menampung debit air. Hal tersebut diduga terjadi karena di wilayah hilir dilanda hujan besar. “Air datang tiba-tiba, satu bendung yang berada di bagian paling tengah akhirnya dikempiskan dan dikurangi tekanan airnya, karena khawatir jika tidak dibuang keluar, air yang datang tiba-tiba itu bisa merusak bangunan bendung,” ujar Ranto saat ditemui Radar. Hingga kini, air dari hilir sebenarnya sudah mulai normal, sementara air dari sisi laut juga masih besar. Bahkan limpasan pun sudah melewati Bendungan Karet. “Kalau dilihat dari warnanya, meskipun datang dari laut, tapi kalau warna airnya masih coklat pekat, berarti itu masih tawar. Kalau sudah bening itu baru air laut. Jadi kalau sekarang masih aman, belum begitu menggangu pertanian maupun PDAM,” imbuhnya. Ditambahkan Ranto, sebenarnya perihal kerusakan salah satu bendung tersebut, sudah ia laporkan ke kantor BBWS maupun atasannya. Namun realisasi perbaikan belum kunjung dilakukan. “Sudah saya laporkan kondisi di sini, kita juga sedang menunggu perbaikan,” paparnya. Sementara itu, Rustamid (45) salah satu warga yang ditemui Radar meminta pemerintah untuk segera memperbaiki kondisi Bendung Tawangsari, agar tidak menggangu pertanian ataupun pasokan air bersih untuk masyarakat. “Petani di wilayah kita mengandalkan air untuk pengairannya dari Cisanggarung. Kalau  nanti airnya asin karena limpasan air laut, maka petani bisa jadi gagal panen. Kita tidak punya sumber air selain dari Cisanggarung,” tukasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: