Polres Cirebon Ajak Pengemudi Angkutan Konvensional dan Online Ngopi Bareng

Polres Cirebon Ajak Pengemudi Angkutan Konvensional dan Online Ngopi Bareng

CIREBON - Saat di sejumlah daerah Indonesia bergejolak karena polemik pengemudi transportasi online dengan konvensional, Kota Cirebon telah melewati fase tersebut. Kini, kedua belah pihak sudah berdamai dan jalan bersama. Keakraban itu semakin terlihat harmonis, saat perwakilan kedua belah pihak ngopi bersama di kantor Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, Kamis (19/10) malam. Kegiatan ngopi bareng yang diinisiasi Polres Cirebon Kota itu dihadiri Walikota Cirebon, Nasrudin Azis beserta jajarannya. Nasrudin Azis mengatakan, pihak transportasi online dan konvensional diharapkan konsisten menjaga kesepakatan yang telah disetujui bersama. Azis juga meminta agar persoalan yang terjadi di daerah lain tidak menjadi pemicu kembalinya gesekan antara kedua belah pihak. \"Ini bukti kalau masyarakat Cirebon dapat mengendalikam emosi. Sehingga kita bisa bersinergi untuk sama-sama menjaga kondusivitas Kota Cirebon,\" kata Azis. Azis meminta kepada kedua belah pihak agar melaporkan segala permasalahan yang terjadi di lapangan. Sehingga tidak menyulut persoalan yang membakar emosi antarkubu. \"Kalau ada persoalan dibicarakan dengan kepala dingin dan kita cari solusi bersama. Karena pemkot dan Polres Cirebon Kota selalu ada untuk kalian semua,\" ungkap Azis. Kapolres Cirebon Kota AKBP Adi Vivid Agusetiadi Bachtiar menjelaskan, ngopi bareng digelar untuk mengetahui reaksi kedua belah pihak pasca Dinas Perhubungan Jawa Barat (Jabar) mengeluarkan aturan tentang pelarangan operasi transportasi online. \"Tadi saya paparkan ke mereka, bahwa kita jangan jalan ke belakang. Artinya, walaupun ada aturan dishub provinisi, kita harus tetap damai seperti ini,\" ungkap Vivid. Mengingat jumlah transportasi online mulai menjamur, Vivid berharap, pemkot membuat aturan untuk membatasi kuota bagi transportasi online. \"Bukan tidak mungkin, nanti pak Wali bakal mengelurkan kuota untuk transportasi online. Karena saya yakin online juga butuh dibatasin jumlahnya. Kalau tidak, persaingan bakal semakin sulit,\" terang Vivid. (fazri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: