Ditemukan Daging Sapi Berpenyakit

Ditemukan Daging Sapi Berpenyakit

KADIPATEN - Hati-hati bila hendak membeli daging sapi, terutama di bagian hatinya. Pasalnya, petugas kesehatan hewan dan kesmavet Kabupaten Majalengka menemukan sapi yang terjangkit cacing hati saat melakukan pemeriksaan pada seekor sapi yang disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) Pasar Ternak Regional Bojong Cideres, Kecamatan Dawuan, Kamis dini hari (2/9). Kepala  Bidang Peternakan Dinas Kehutanan, Perkebunan, dan Peternakan (Dishutbunak) Kabupaten Majalengka, Ir H Wawan Suwandi MP mengatakan, hati  sapi yang terserang cacing hati tidak boleh dikonsumsi. Selain dikhawatirkan membahayakan kesehatan, juga saat dimasak akan mengeras. “Jika kami menemukan hati yang sudah terserang cacing hati, maka harus dimusnahkan dengan cara dibakar. Pedagang juga tidak boleh menjualnya,” tandas Wawan,kemarin. Menurut Wawan, para pegadang atau penjagal sapi juga sudah menyadari kalau sapi yang terkena cacing hati tidak boleh dijual atau harus dimusnahkan. Secara kasat mata, ungkap dia, meskipun hatinya terserang cacing hati, namun tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas daging. Saat ini ketersediaan sapi menghadapi Lebaran cukup aman. Sapi loal asal Kabupaten Majalengka memang belum bisa memenuhi kebutuhan daging sapi di daerah sendiri. Karena itu, selain dari impor luar negeri juga didatangkan dari Jawa  Tengah dan Jawa Timur. “Populasi sapi kita hanya 20 persen dari kebutuhan daging sapi setiap harinya,” kata Wawan didampingi Kasi Hewan dan Kesmavet, drh Hari Iman Susanto MP dan Kepala UPTD RPH Pakuon Dawuan, Ikhwan Muslim SPt. Ciri-ciri daging sapi yang terkena cacing yakni keras dan berbongkol yang dapat terlihat di permukaan hati. Selain itu muncul bercak-bercak keputihan akibat rusaknya jaringan hati, warna merahnya kelihatan kusam atau pucat, dan saat dipegang tidak halus. Menurutnya, setiap ada hewan, terutama sapi yang datang dari luar daerah senantiasa diawasi.  Selama ini belum ditemukan sapi gila atau daging gelonggongan. Sapi impor kini sudah berkurang dan di pasaran dibanjiri dengan sapi lokal. Setiap harinya rata-rata 25-30 ekor sapi dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging sapi lokal. Daging sapi banyak digunakan untuk campuran baso.(ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: