Jl Cipto Mengular di Sore Hari, Pengendara: Macetnya seperti Bukan di Cirebon

Jl Cipto Mengular di Sore Hari, Pengendara: Macetnya seperti Bukan di Cirebon

CIREBON- Kepadatan lalu lintas di Jl Cipto Mangunkusumo, memerlukan perhatian khusus. Puncak kepadatan kerap terjadi sore hari, khususnya di jam pulang kerja. Kendaraan seringkali terlibat antrean panjang di lampu merah di depan Gedung Pusdiklatpri. Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub), Asep Sudrajat mengatakan, kemacetan di Jl Cipto Mk perlu mendapatkan perhatian khusus. Kondisi ini juga disebabkan mobilitas warga kota yang terus meningkat. “Nyatanya, rata- rata kapasitas jalan dengan volume lalu lintas tidak seimbang, kendaraan semakin banyak di Kota Cirebon. Jalanan pun tak menampung,” ujar Asep,  Jumat (27/10). Dari data yang dihimpun Radar, terlihat sekali peningkatan jumlah kendaraan yang signifikan. Tahun 2006 jumlah sepeda motor tercatat sebanyak 80.714 buah. Hanya dua tahun berselang, jumlahnya meningkat menjadi 109.961 buah. Kemudian di tahun 2014 jumlah sepeda motor tercatat sebanyak 175.935 buah dan di tahun 2015 jumlahnya meningkat menjadi 181.210 buah. Pemerintah sendiri bukannya tak berupaya. Salah satu solusi untuk mengatasi hal ini adalah pelebaran jalan di beberapa persimpangan. Saat ini pelebaran persimpangan telah dilakukan di lima titik. \"Dengan adanya pelebaran persimpangan, kendaraan bisa terurai. Biasanya kendaraan menumpuk di bagian kiri, kini dengan adanya pelebaran persimpangan kendaraan yang menumpuk di persimpangan mulai bisa teurai,\" kata Asep. Beberapa ruas jalan yang pelebarannya sudah rampung, memang dirasa sangat berdampak guna mengurangi penumpukan di persimpangan. Salah satunya persimpangan Jl Pemuda-Jl Cipto Mk (belokan Resto Lawangabang). Setelah ada pelebaran persimpangan, nyaris tidak pernah terjadi kepadatan yang berarti di Lampu Merah Jl Pemuda. Begitu juga pelebaran persimpangan Jl Cipto Mk-Jl Pemuda (Gedung Wanita). Asep mengatakan, selain dengan melakukan pelebaran jalan di beberapa persimpangan, cara lain agar terurainya kepadatan di persimpangan adalah dengan memberikan marka Ruang Henti Khusus (RHK) sepeda motor pada setiap lampu merah. Ia merasa RHK di tiap lampu merah sangat diperlukan guna mengatur hentinya pengendara. Saat ini RHK baru ada di dua titik. RHK sendiri bisa disesuaikan dengan setiap lebar dan luas jalan dan volume kendaraan. Namun Asep mengaku terkendala dengan anggaran untuk pengadaan RHK. “(Anggaran) belum tersedia. Jadi belum bisa nambah,” ucapnya. Selain itu, dishub sendiri berusaha memaksimalkan keberadaan Area Traffic Control System (ATCS). Penggunaan teknologi informasi dan CCTV dalam pengaturan lalu lintas, diharapkan dapat membantu petugas mengambil keputusan berdasarkan situasi di lapangan. “Sekarang sudah dipakai, tapi kita baru monitoring saja,” katanya. Dalam mengoptimalkan pengaturan lalu lintas jalan, rencanaya tahun depan ATCS dioptimalkan. ATCS merupakan sistem evaluasi secara online untuk mengevaluasi dan mengatur tiap persimpangan. Program ini akan berfungsi selama 24 jam. Bila terjadi suatu kemacetan maka akan bisa diatur secara langsung melalui ATCS. Asep menambahkan, kondisi kepadatan lalu lintas di Cirebon memang terus meningkat. Namun, sampai saat ini kepadatan lalu lintas masih dianggap normal. Tetapi pada kondisi tertentu, pengendara bisa sampai diam di lampu merah sebanyak tiga hingga empat kali. “Sejauh ini kepadatannya masih bisa kita tangani,” kilahnya. Di lain pihak, sejumlah warga menginginkan petugas untuk lebih proaktif. Seringkali di jam padat kendaraan justru tidak ada yang mengatur lalu lintas. “Kalau di Gunungsari, kadang polisi turun dan lampu merah nggak dipakai lagi kalau sudah padat. Kalau di Cipto ini dibiarkan saja,” tutur Rahmat Sobari (34). Warga lainnya, Tantri (24) juga mengeluhkan hal serupa. Menurut dia, Jl Cipto Mk yang relatif sempit seringkali tersendat saat ada kendaraan putar arah. Khusus sore hari memang antrean kendaraan kerap terjadi di Lampu Merah Jl Cipto Mk-Pemuda. “Kalau ada yang putar arah saja bisa langsung tersendat. Kalau sore ya tambah parah, itu di lampu merah bisa dua, tiga kali baru bisa lewat. Ini macetnya seperti bukan di Cirebon,” katanya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: