Tak Hanya PPI, LDM Juga Mubazir

Tak Hanya PPI, LDM Juga Mubazir

Habiskan Dana Miliran Rupiah, Tak Ada Manfaatnya bagi Warga CIREBON- Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Gebang bukan satu-satunya proyek di Wilayah Timur Cirebon (WTC) yang saat ini tidak berfungsi.  Proyek lain yang juga tak dimanfaatkan adalah gedung Lumbung Desa Modern (LDM) di Desa Cikulak Kidul, Kecamatan Waled. Gedung berikut peralatannya yang menelan biaya sekitar Rp1,5 miliar tersebut kini tidak berfungsi. Bangunan LDM tersebut tampak bagai bangunan tua. Bahkan mesin-mesin pada gedung tersebut banyak yang hilang. LDM sendiri merupakan proyek pemerintah pusat dan dilaksanakan sekitar tahun 2003. Bangunan LDM sendiri semula akan dijadikan lumbung penggilingan padi. Pembangunan gedung di atas tanah titisara Desa Cikulak Kidul. Dengan menggunakan mesin yang modern, padi yang digiling bisa langsung menjadi beras. Tapi, LDM ini dinilai tak tepat sasaran karena warga desa setempat mayoritas  petani tebu, bukan padi. Terbukti, sejak awal berdiri dan pengelolaannya dipercayakan kepada KUD Sari Mekar Waled, tidak berfungsi sama sekali. Ketua KUD Sari Mekar Waled Rasli Gunawan mengakui pembangunan gedung tersebut sudah tidak tepat sasaran, bahkan terkesan dipaksakan. Beberapa masalah terjadi sehingga mengakibatkan gedung LDM tersebut tidak berfungsi. “Banyak mesin-mesin dan juga bagian dari gedung tersebut yang hilang akibat dicuri. Kami sudah melaporkan kasus pencurian tersebut kepada aparat kepolisian di Polsek Waled. Dari awal juga sudah sia-sia,” ujar Rasli kepada Radar, kemarin. Sementara Kuwu Cikulak Kidul Sardikin mengaku sangat prihatin dengan kondisi gedung yang sangat kumuh. Belum lama ini ia ingin menyelamatkan aset yang selama ini tidak berfungsi dan juga tidak terawat itu. “Ya saya juga prihatin dengan kondisi ini. Saya punya keinginan supaya aset gedung ini bisa diselamatkan dari kerusakan. Saya dengar dari dinas mau memindahkan pengelolaan gedung itu ke kami Pemdes Cikulak Kidul. Sayang aja kondisinya begitu,” ujar Sardikin. Seperti diberitakan, pembangunan pabrik es di sekitar PPI Gebang juga terus mendapat sorotan. Proyek Dinas Kelautan dan Perikanan senilai Rp2 miliar lebih ini dikhawatirkan akan bernasib sama dengan PPI, yakni tidak bisa difungsikan sama sekali. Ketua Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Kabupaten Cirebon, Ribut Bahtiar, mengatakan, pembangunan pabrik es di lokasi PPI Gebang akan sia-sia. Apalagi, sambung dia, PPI Gebang yang menjadi pusat perdagangan ikan sudah tidak berfungsi.  “Yang jadi pertanyaan yaitu nanti kalau sudah jadi, maka pemanfaatan  pabrik es tersebut oleh siapa. PPI saja sudah tidak aktif. Jadi saya rasa ini akan mubazir,” ujar Ribut. Masih menurut Ribut, nelayan Gebang mayoritas masih sangat terikat dengan tengkulak untuk menjual hasil tangkapan, termasuk keperluan melaut. Dia pun menilai proyek pembangunan pabrik es hanya kepentingan kebijakan yang sangat dipaksakan tanpa memahami kepentingan nelayan yang sesungguhnya. Dirinya berharap agar pembangunan pabrik es dihentikan. Sebagai gantinya, kata dia, merevitalisasi PPI yang telah ada agar PPI tersebut dapat digunakan oleh nelayan. “Di sini (Gebang, red) kan kebanyakan nelayan masih terikat sama tengkulak, semua keperluan nelayan termasuk es, melalui tengkulak. Kalau kata saya mah lebih baik revitalisasi saja itu PPI agar lebih baik serta dapat dimanfaatkan,” ujar Ribut. (den)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: