Waduh, Wabup Kuningan Kader PDIP Terdeteksi Miliki KTA PKS
KUNINGAN – Lebih dari 20 Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP mendatangi Sekretariat DPC PDIP Kabupaten Kuningan guna menanyakan status Wakil Bupati (Wabup) Dede Sembada ST (Desem) yang disinyalir ber-KTA ganda, Minggu (12/11). Kedatangan mereka diterima langsung Ketua DPC PDIP Rana Suparman SSos beserta sejumlah pengurus DPC lainnya. Tak diketahui pasti apa yang didiskusikan selama satu jam lebih dalam pertemuan antara DPC dan para PAC PDIP tersebut, lantaran berlangsung tertutup. Hanya saja beberapa saat kemudian tampak Wabup Desem yang mengenakan kaos PDIP datang ke Sekretariat DPC PDIP dan langsung masuk ke ruangan rapat untuk memberikan penjelasan. Berdasarkan informasi yang dihimpun , Desem yang merupakan kader tulen PDIP disinyalir telah merapat ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS) karena nama Desem terdeteksi melalui Sipol (Sistem Informasi Partai Politik) KPU memiliki KTA ganda, yakni ber-KTA PDIP dan PKS saat KPU sedang melakukan verifikasi faktual keanggotaan parpol akhir pekan kemarin. Sontak saja isu ini langsung menyebar ke publik dan reaksi hangat pun bermunculan, khususnya dari sejumlah kader PDIP di mana Desem bernaung. Usai pertemuan, Wabup Desem langsung meninggalkan DPC PDIP dan belum sempat memberikan keterangan persnya kepada Radar. Sedangkan Ketua DPC PDIP Rana Suparman SSos mengaku, pertemuan antara DPC dengan Desem dan juga para pengurus PAC dalam rangka meminta klarifikasi atau penjelasan dari Desem terkait munculnya isu KTA ganda Desem yang terdeteksi dari Sipol KPU. “Para PAC mengkonfirmasi kepada DPC tentang KTA ganda Pak Dede Sembada. Bahwa KTA yang ada di PDIP ini Pak Dede Sembada masih menggunakan alamat yang di Desa Kapandayan Ciawigebang, dan KTA di PKS Pak Dede menggunakan alamat KTP di Jalan Aruji. KTA itu per tanggal 19 Januari 2017. Dua KTP yang tercatat dalam Sipol ini mudah-mudahan dapat diberesin,” kata Rana kepada Radar. Menurut Rana, Desem telah memberikan penjelasan dalam pertemuan tersebut. Di antaranya Desem mengaku tidak pernah mendatangi PKS untuk ikut berproses dalam pencalonan bupati maupun wakil bupati. “Pak Dede mengakui beliau tidak pernah datang ke PKS untuk berproses pencalonan wakil bupati maupun bupati di PKS, itu PKS yang mengada-ada, kata beliau seperti itu. Ya kalau memang kondisinya seperti itu, menjelang pilkada ini semua parpol harus bisa menahan diri, jangan sampai saling membuat peta konflik di parpol lain,” harap Rana seraya meminta agar PKS tidak membuat peta konflik di PDIP. Rana pun mengakui kebenaran KTP ganda Desem yang tercatat di Sipol, terlebih PDIP juga sudah didatangi Panwaslu untuk dikonfirmasi terkait peragaan sistem KTAnisasi. Namun, kata dia, jika nantinya terbukti Desem memiliki KTA PKS, maka partainya akan melakukan langkah-langkah tertentu dalam rangka mengingatkan kader, termasuk mengingatkan Desem. “Masa sih kader partai yang jadi wakil bupati harus berselancar dengan partai lain, kan jelek. Tadi PAC merasa enggak nyaman saja kader partai yang sudah berkedudukan sebagai wabup tetapi berperilaku seperti itu. Tapi saya sudah bilang kepada mereka, jangan dulu menuduh berlebihan, Pak Dede juga punya hak untuk mengklarifikasi dan mengajukan pembelaan dirinya. Cuma kalau benar Pak Dede mendatangi PKS, kita hanya mengelus dada saja. Nanti kita konfirmasi lagi dengan beliau. Kita hanya kasihan, teman-teman bawah sudah cape-cape berjuang,” sindir Rana. Soal pernyataan di atas materai berisi Desem masih kader PDIP, Rana menjelaskan hal itu dilakukan karena yang bersangkutan tercatat ganda dalam Sipol, sehingga harus memilih satu parpol saja melalui pernyataan. Sementara itu, Ketua PAC PDIP Kecamatan Pasawahan Udin Burhanudin yang turut serta datang ke DPC, mengungkapkan kedatangan para ketua PAC serta sejumlah pengurus PAC lainnya ke DPC PDIP untuk meminta agar Desem bersikap jujur dan terbuka dengan kepemilikan keanggotaan parpol ganda (PDIP dan PKS). “Intinya kami para PAC PDIP meminta agar Saudara Dede Sembada bersikap jujur dan terbuka dengan isu Sipol yang berkeanggotaan ganda Saudara Dede Sembada. Tidak mudah untuk bisa masuk ke Sipol, harus ada KTP dan KTA,” kata Udin. Jika tidak ada kejelasan dengan sikap jujur dari Desem, lanjut Udin, ia memastikan hal itu akan berdampak negatif terhadap kondisi di internal PDIP itu sendiri, mengingat Desem merupakan salah satu bakal calon bupati/wabup Kuningan dari PDIP. Maka dari itu, menurutnya para PAC menyampaikan aspirasi ke DPC agar persoalan tersebut lebih jelas dan terang benderang. (muh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: