Juventus vs Barcelona, Lini Belakang Si Nyonya Tua Sedang Krisis
TURIN – Juventus sedang krisis. Kekalahan 2-3 oleh Sampdoria Minggu (19/11) menjadi noda buruk kedua Si Nyonya Tua musim ini di Serie A. Sebelum takluk oleh Sampdoria, Lazio lebih dahulu mempecundangi Juventus dengan skor 1-2 (14/10). Musim ini kalau ditotal Juventus sudah jebol 22 gol dalam 18 pertandingan di semua ajang. Ketika lini belakang sedang keropos, Juventus harus bertemu salah satu tim paling ofensif di Eropa, Barcelona. Dini hari nanti (23/11) di Allianz Stadium pada matchday kelima Grup D (live SCTV/beIN Sports 2 pukul 02.45 WIB), Juventus mencoba memutus periode apik Barca yang belum kalah di La Liga, Liga Champions, dan Copa del Rey itu. Sanggupkah? Allenatore Juventus Massimiliano Allegri sebenarnya sudah melakukan rotasi ketika lawan Sampdoria lalu dengan satu tujuan, skuadnya fresh ketika lawan Barca. Gianluigi Buffon, Miralem Pjanic, Andrea Barzagli, dan Paulo Dybala hadir sebagai pemain cadangan. Sialnya rotasi itu harus dibayar mahal dengan kehilangan poin. Setelah kekalahan tersebut bek Juventus Andrea Barzagli kepada Sky Sport menyerukan agar timnya untuk secepatnya menemukan DNA tim yang hilang. Yakni kemampuan bertahan meski sedang ditekan. “Kami kekurangan kemauan untuk tidak kebobolan gol di setiap pertandingan. Kami seharusan tampil berani dan solid ketika pertahanan kami sedang dalam tekanan,” ucap Barzagli. Bek berusia 36 tahun itu menuturkan pasca kekalahan Allegri sudah mengidentifikasi dua sampai tiga hal yang menjadi penyebab keroposnya lini belakang Juventus. Dan hal itu coba akan dijalankan ketika bersua Barca di kandang dini hari nanti (23/11). Pada pertemuan pertama Juventus lawan Barca di matchday pertama Grup D, Bianconeri takluk 0-3 oleh Barca. Nah, Juventus dan Allegri harus menemukan kembali formulasi seperti ketika keduanya bertemu di perempat final Liga Champions 2016-2017 lalu. Pada pertemuan pertama di Juventus Arena, nama lawas Allianz Stadium, Barca kalah 0-3. Kemudian pada pertemuan kedua di Camp Nou, keduanya bermain imbang tanpa gol. Memang ada beberapa analisis mengapa lini belakang Juventus gampang dijebol musim ini. Misalnya kehilangan dua figur penting di sektor bertahan. Yakni Dani Alves serta Leonardo Bonucci. Apalagi kepergian keduanya tidak “baik-baik”. Alves merasa kurang sreg dengan Allgeri yang dianggap terlalu serius. Kemudian Bonucci merasa kekalahan atas Real Madrid di final Liga Champions 1-4 meninggalkan friksi di antara para pemain Juventus. The Guardian pernah menuliskan saat Barca kalah 0-3 oleh Juventus di perempat final musim 2016-2017 lalu, merupakan contoh sempurna taktik mematikan kreator serangan Barca. Lionel Messi dan Andres Iniesta selalu dikawal tiga pemain Juventus. Sehingga ruang gerak para pemain Barca bisa diminimalisasi ketika itu. Adanya Paulo Dybala juga menjadi teror sendiri bagi Barca. Pemain Argentina itu membuat brace ketika bertemu Barca di perempat final tahun lalu. Allgeri menghendaki agar Dybala lebih konsisten musim ini. “Saya akan berkata kalau saya terus mengalami perbaikan penampilan dari pertandingan ke pertandingan. Walau saya tak mencetak gol, namun saya berkontribusi hal lain,” tutur Dybala kepada France Football. Sementara itu, kalau Juventus sedang “rusak gerendel” pertahanannya maka tidak demikian dengan Barca. Di bawah entrenador Ernesto Valverde Barca menemukan keseimbangan. Galak di depan, kokoh di belakang. Musim ini Barca baru jebol lima gol di La Liga dan Liga Champions. Kiper Barca Marc Andre Ter Stegen juga jadi unsung hero buat La Blaugrana. Di La Liga Ter Stegen mencatatkan delapan clean sheets lantas di Liga Champions tiga kali. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: