Desa Jatibarang Masih Memanas, Warga Minta Kepastian Jumlah Suara dan Undangan Pilwu

Desa Jatibarang Masih Memanas, Warga Minta Kepastian Jumlah Suara dan Undangan Pilwu

INDRAMAYU-Kondisi Desa/Kecamatan Jatibarang masih memanas pasca Pemilihan Kuwu (Pilwu) Serentak. Selama dua hari, massa salah satu calon kuwu masih memadati kantor Kuwu Jatibarang dan sempat menggelar orasi di kantor Kecamatan Jatibarang untuk meminta kepastian. Hal tersebut dipicu karena massa kecewa kinerja panitia pemilihan kuwu karena diduga ada selisih pengitungan suara, antara suara yang masuk dengan surat undangan, yakni sebanyak 172 selisih suara. Hasil pantuan Radar, puluhan massa masih memenuhi kantor Kuwu Jatibarang, Jumat (15/12). Mereka meminta pertanggung jawaban panitia pemilihan agar bisa menjelaskan dan meminta maaf kepada masyarakat atas selisih antara jumlah suara dengan surat undangan daftar hadir (C6). Nanang (37), salah satu simpatisan masaa pendukung calon kuwu Desa Jatibarang nomor urut 3 menjelaskan, aksi yang dilakukan warga murni dari keinginan sendiri. Warga merasa kecewa terhadap kinerja panitia pilwu, terutama dalam penghitungan suara karena terjadi perbedaan antara jumlah suara dengan surat undangan. Untuk jumlah suara sebanyak 3.668, sedangkan surat suara yang masuk (C6) ada 3.496. Sehingga, selisihnya 172 suara. “Bukan masalah menang atau kalah. Intinya, tentang akumulatif penghitungan suara. Tentang kinerja panitia. Setidaknya bisa menjelaskan tentang jumlah suara dan surat suara (C6). Kenapa bisa ada selisih 172? Panitia pilwu juga kurang tanggap. Jika panitia tanggap saja, sebenarnya tak akan terjadi seperti ini. Yang jelas, kami masih menunggu jawaban dari panitia kabupetan dan akan melayangkan surat ke pengadilan serta bupati terkait permasalahn ini,” jelasnya. Warga lainnya, Hari mengatakan, sebagai warga, pihaknya menyayangkan kinerja dari pantia pilwu desa yang terkesan menghindar. Saat dilakukan audiensi dengan muspika, tak mengahasilkan jawaban memuaskan. Pihaknya hanya menginginkan adanya keterbukaan dari pantia pilwu. Jika bersalah, maka meminta maaf kepada warga. Lalu, jika ada oknum yang bermain, kemukakan siapa orangnya. “Kami tidak menginginkan adanya pemilihan ulang. Kami hanya ingin ada penghitungan ulang. Sekali lagi, ini bukan berkaitan menang atau kalah. Sebenarnya harapan kami simpel saja, bisa diadakan penghitungan ulang karena dari teman-teman lapangan sendiri ada temuan-temuan atau indikasi lainnya. Yang jelas bukan hasil, tapi selama proses pemilihan ini, kami perlu kejelasan,” tuturnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: